Dokter Suriah di Jerman Kembali ke Tanah Air untuk Pulihkan Sistem Kesehatan yang Porak-Poranda

Dokter-dokter Suriah yang bermukim di Jerman kini mengambil langkah nyata untuk memulihkan sistem kesehatan di negara asal mereka yang hancur akibat perang saudara berkepanjangan. Sebuah inisiatif yang digagas oleh Asosiasi Medis Suriah-Jerman (SGMA) telah membawa puluhan tenaga medis kembali ke Suriah guna memberikan bantuan langsung, mulai dari pelatihan medis hingga operasi bedah.

Mohammed Qanbat, seorang warga Kota Hama, menjadi salah satu penerima manfaat dari program ini. Pria berusia 55 tahun itu berhasil menjalani operasi jantung terbuka berkat bantuan tim medis SGMA. "Saya tidak bisa menggambarkan rasa syukur saya," ujar Qanbat. "Mereka datang tepat ketika kami sangat membutuhkan."

Berikut adalah beberapa fakta penting terkait misi kemanusiaan ini:

  • Krisis Tenaga Medis: Sebelum perang, Suriah memiliki sekitar 30.000 dokter. Namun, pada 2020, jumlahnya menyusut menjadi kurang dari 16.000 akibat migrasi massal.
  • Peran Diaspora Suriah: Lebih dari 6.000 dokter Suriah tercatat bekerja di Jerman, dengan kemungkinan jumlah sebenarnya melebihi 10.000 jika termasuk yang telah menjadi warga negara Jerman.
  • Tantangan Infrastruktur: Rumah sakit di Suriah menghadapi keterbatasan peralatan medis yang sudah usang dan tidak diperbarui selama lebih dari 15 tahun.
  • Dukungan Finansial: Para relawan membiayai sebagian besar kegiatan mereka secara mandiri, termasuk penggalangan dana online yang berhasil mengumpulkan hampir €100.000 dalam sebulan.

Misi pertama SGMA ke Suriah pada April lalu melibatkan sekitar 85 dokter yang tersebar di berbagai wilayah. Mereka tidak hanya melakukan operasi tetapi juga memberikan pelatihan bagi tenaga medis lokal. "Kami ingin membangun kembali sistem kesehatan dari dasar," jelas Dr. Ayman Sodah, salah satu anggota tim.

Meskipun mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan Suriah, tantangan keamanan dan biaya operasional tetap menjadi kendala utama. Namun, antusiasme masyarakat lokal terlihat jelas saat ratusan orang memadati sebuah aula di Damaskus untuk menyaksikan presentasi delegasi SGMA.

Di sisi lain, banyak dokter Suriah di Jerman yang mulai mempertimbangkan untuk kembali secara permanen. Survei terbaru menunjukkan 76% anggota Asosiasi Dokter dan Apoteker Suriah di Jerman tertarik pulang ke tanah air. Keputusan ini tidak lepas dari tantangan integrasi di Jerman, termasuk meningkatnya sentimen anti-imigran.

"Kami ingin menjadi jembatan antara Suriah dan Jerman," kata Dr. Muaz al-Moarawi, salah satu peserta misi. "Suriah butuh bantuan, tetapi Jerman juga membutuhkan tenaga medis kami."