Eskalasi Perang Dagang AS-China: Trump Naikkan Tarif Impor Hingga 245%

Pemerintah Amerika Serikat kembali memperketat kebijakan perdagangan dengan memberlakukan kenaikan tarif impor produk China secara signifikan. Kebijakan terbaru ini menaikkan tarif dari sebelumnya 145% menjadi 245%, sebagai respons atas tindakan pembalasan yang dilakukan China terhadap kebijakan perdagangan AS.

Menurut dokumen resmi yang dirilis Gedung Putih, langkah ini diambil setelah China memberlakukan tarif balasan sebesar 125% terhadap produk-produk AS. "Kebijakan ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap praktik perdagangan tidak adil yang selama ini dilakukan China," jelas pernyataan resmi pemerintah AS. Kebijakan tarif ini merupakan bagian dari upaya untuk melindungi kepentingan industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok asing.

Berikut perkembangan terbaru dalam kebijakan perdagangan AS: - Penangguhan tarif timbal balik untuk lebih dari 75 negara yang tengah bernegosiasi dengan AS - Pengecualian bagi China dari penangguhan tarif akibat tindakan pembalasannya - Fokus pada ketahanan rantai pasok untuk mengurangi kerentanan di sektor ekonomi dan pertahanan

Pemerintah AS juga menyoroti praktik perdagangan China yang dinilai merugikan, termasuk: 1. Manipulasi harga komoditas strategis 2. Kebijakan ekspor selektif yang berdampak pada industri teknologi tinggi AS 3. Penggunaan dominasi rantai pasok sebagai alat tekanan geopolitik

Tindakan China baru-baru ini dengan membatasi ekspor logam tanah jarang dan material teknologi tinggi semakin memperuncing ketegangan. Pembatasan ini berdampak langsung pada industri otomotif, dirgantara, semikonduktor, dan pertahanan AS. "Kami tidak bisa terus bergantung pada negara yang menggunakan perdagangan sebagai senjata," tegas pejabat Gedung Putih dalam pernyataannya.