Perubahan Lahan Global: Aktivitas Manusia Mengubah Seperempat Daratan Bumi, Pertanian Jadi Faktor Dominan

Studi terbaru mengungkap adanya transformasi signifikan pada bentang lahan global akibat aktivitas manusia. Hampir seperempat daratan Bumi mengalami perubahan negatif sejak tahun 1990, memicu kekhawatiran terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem.

Para peneliti dari Colorado State University dan The Nature Conservancy menggunakan metode Human Modification Framework untuk menganalisis 16 jenis tekanan antropogenik, termasuk pertanian, pembangunan perkotaan, produksi energi, dan pembangunan infrastruktur. Hasilnya dipetakan secara detail, menggambarkan bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut telah mengubah ekosistem alami selama tiga dekade terakhir.

Studi menunjukkan bahwa pada tahun 2022, sebagian besar daratan Bumi (43%) masih relatif alami. Namun, 27% memiliki tingkat modifikasi rendah, 20% tingkat modifikasi sedang, dan 10% tingkat modifikasi tinggi. Secara keseluruhan, sekitar 31 juta kilometer persegi lahan telah berubah secara signifikan sejak 1990.

Berikut adalah beberapa poin penting yang terungkap dalam studi ini:

  • Pertanian sebagai Pendorong Utama: Hampir separuh (47%) dari lahan yang dimodifikasi disebabkan oleh aktivitas pertanian.
  • Infrastruktur Penting: Transportasi (jalan, kereta api, jaringan listrik), aksesibilitas manusia, dan pembangunan perkotaan juga berkontribusi signifikan terhadap perubahan lahan.
  • Perbedaan Regional: Wilayah Indomalaya (Asia Selatan dan Tenggara) menunjukkan tingkat modifikasi manusia tertinggi, sementara Australasia (Australia dan pulau-pulau terdekat) mengalami transformasi terendah.
  • Peningkatan Modifikasi: Tingkat modifikasi lahan terus meningkat sejak 1990, terutama di wilayah perkotaan.
  • Kerentanan Ekosistem: Sekitar 29% negara dan 31% ekosistem sangat rentan, dengan tekanan manusia meningkat lebih cepat daripada rata-rata global dan kurang dari 30% lahan yang dilindungi.
  • Tekanan Ganda: Rata-rata, setiap area yang terdampak mengalami tiga ancaman manusia yang berbeda, menunjukkan perlunya upaya konservasi yang komprehensif.

Implikasi dari perubahan lahan ini sangat besar. Hilangnya habitat alami, penurunan kualitas air, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan penurunan keanekaragaman hayati hanyalah beberapa contoh dampak negatif yang mungkin terjadi. Studi ini menggarisbawahi perlunya tindakan segera untuk mengurangi tekanan manusia terhadap lahan dan melindungi ekosistem yang tersisa.