Harga Emas Mendorong Performa Saham Emiten: Analisis Mendalam

Harga emas yang terus merangkak naik di pasar global menarik perhatian investor terhadap saham-saham emiten emas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan harga emas, yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global. Sentimen ini, ditambah dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap emas sebagai aset investasi pasca Lebaran 2025, menjadi katalis positif bagi emiten-emiten yang bergerak di sektor pertambangan emas.

Menurut Reydi Octa, pengamat pasar modal dari Panin Sekuritas, penguatan harga emas dunia belum sepenuhnya terefleksi pada kinerja saham emiten emas beberapa waktu lalu. Namun, kini, dengan stabilitas harga emas yang terjaga, emiten-emiten tersebut menunjukkan sinyal penguatan yang menjanjikan. Kondisi ini diperkirakan akan berdampak positif pada laporan keuangan emiten emas.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menjadi faktor pendukung. Emas diperdagangkan dalam dollar AS, sehingga pelemahan rupiah memberikan keuntungan tambahan bagi emiten. Bahkan, jika harga emas dunia cenderung stagnan, emiten masih berpotensi mencetak keuntungan lebih besar.

Reydi Octa menambahkan bahwa investor dapat memanfaatkan momentum kenaikan permintaan emas untuk berinvestasi pada saham-saham emiten emas. Namun, investor juga perlu memperhatikan volatilitas dan risiko yang lebih tinggi pada saham-saham ini. Tidak semua saham emiten emas termasuk dalam kategori blue chip, dan likuiditas nilai transaksi harian juga perlu dipertimbangkan.

Berikut adalah dua emiten emas yang menjadi sorotan:

  • Merdeka Copper Gold (MDKA) Saham MDKA mengalami penurunan tajam sejak pertengahan 2022, tetapi dalam seminggu terakhir menunjukkan tren pembalikan arah. Meskipun masih mencatatkan kerugian bersih pada tahun buku 2024, diharapkan kenaikan harga dan permintaan emas dapat membalikkan keadaan, terutama saat laporan keuangan kuartal I-2025 dirilis. Harga resistance yang sulit ditembus berada di level 1.480, dengan target harga konsensus analis di level 2.250.

  • Aneka Tambang (ANTM) ANTM mengalami kenaikan harga signifikan dalam seminggu terakhir, berhasil menembus level resistance di 1.800. Investor asing juga mulai mengakumulasi saham ANTM. Direktur Utama Antam, Nico Kanter, bahkan membeli saham perseroan dalam jumlah besar, yang mengindikasikan keyakinan internal terhadap kinerja perseroan. Target harga konsensus analis untuk ANTM berada di level 2.000.

Tantangan bagi emiten emas di masa depan meliputi kinerja laporan keuangan kuartal I-2025, kapasitas produksi, dan kebijakan pemerintah terkait pertambangan mineral dan hilirisasi, yang dapat mempengaruhi margin keuntungan.