Eskalasi Ketegangan Dagang: Tiongkok Siap Hadapi Konfrontasi dengan Amerika Serikat

Tiongkok Tegaskan Posisi: Siap Hadapi Perang Dagang dengan AS

Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat dalam arena perdagangan global semakin memanas. Beijing menunjukkan sikap yang semakin tegas dan menyatakan kesiapannya untuk menghadapi potensi perang dagang dengan Washington.

Konflik ini bermula ketika pemerintahan Presiden Donald Trump memberlakukan serangkaian tarif impor, dengan fokus utama pada produk-produk asal Tiongkok. Langkah ini kemudian dibalas oleh Beijing dengan penerapan tarif serupa terhadap barang-barang Amerika. Aksi saling balas ini terus berlanjut, menyebabkan peningkatan tarif secara signifikan dari kedua belah pihak.

Menurut laporan BBC, awal mula perang tarif terjadi ketika Trump mengumumkan skema pajak impornya. Sebagai tanggapan, Tiongkok memberlakukan tarif resiprokal sebesar 34%. Namun, AS tidak tinggal diam dan meningkatkan tarif mereka hingga total 104%, yang kemudian dibalas Tiongkok dengan menaikkan tarif menjadi 84%. AS kembali merespons, dan saat ini, tarif AS terhadap barang-barang Tiongkok mencapai 125%. Bahkan tarif ini berpotensi naik menjadi 145% untuk produk tertentu, terutama yang terkait dengan perusahaan produsen fentanil.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengecam tindakan AS ini sebagai bentuk "tirani perdagangan" yang tidak dapat diterima. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian, menegaskan bahwa Beijing menentang keras praktik hegemonik dan intimidasi semacam itu.

Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengkritik keras langkah AS, menyebutnya sebagai "kesalahan di atas kesalahan" dan menolak segala bentuk "pemerasan" dari pihak AS.

Di sisi lain, mantan Presiden AS Donald Trump menuduh Tiongkok telah "merampok" Amerika dan tidak menghormati negaranya.

Trump juga menyatakan bahwa Tiongkok perlu mencapai kesepakatan dengan AS, tetapi sebaliknya, AS tidak berkewajiban untuk melakukan hal yang sama.

Menyikapi tuduhan bahwa Tiongkok telah "mengingkari" kesepakatan dengan perusahaan penerbangan AS Boeing, Lin Jian menegaskan bahwa jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, mereka harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan Tiongkok atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.

Beijing menegaskan bahwa AS adalah pihak yang memulai perang tarif ini. Meskipun Tiongkok tidak menginginkan perang, mereka tidak takut untuk menghadapinya.

Poin-poin Penting:

  • Tiongkok menunjukkan ketegasan sikap dalam menghadapi tekanan perdagangan dari AS.
  • Beijing siap menghadapi kemungkinan perang dagang dengan Washington.
  • Kedua negara saling menuduh dan memberlakukan tarif balasan yang semakin meningkatkan ketegangan.
  • Tiongkok menyerukan dialog atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.