Isu Pangkalan Udara Biak Dilirik Rusia: Bantahan Tegas Kementerian Pertahanan RI Redam Kekhawatiran Regional

Isu Pangkalan Udara Biak Dilirik Rusia: Bantahan Tegas Kementerian Pertahanan RI Redam Kekhawatiran Regional

Kabar mengenai potensi penggunaan Pangkalan Udara Manuhua di Biak Numfor, Papua, oleh militer Rusia telah memicu perhatian luas, khususnya di kalangan pengamat pertahanan dan hubungan internasional. Isu ini bermula dari laporan media Australia yang kemudian dikutip oleh sejumlah publikasi militer internasional. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dengan tegas membantah kebenaran informasi tersebut.

Karo Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyampaikan bahwa berita mengenai usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia adalah tidak benar. Penegasan ini bertujuan untuk meredam spekulasi dan kekhawatiran yang mungkin timbul di kawasan regional, khususnya Australia yang secara geografis berdekatan dengan Indonesia.

Meski membantah isu pangkalan udara, Kemhan RI mengakui adanya kerja sama yang erat antara Indonesia dan Rusia di bidang pertahanan. Pertemuan antara Menteri Pertahanan RI dan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia sebelumnya telah membahas potensi peningkatan kolaborasi dalam teknologi militer. Kedua negara sepakat untuk menjajaki kerja sama yang lebih mendalam, didasari pada pengakuan atas manfaat strategis dari kemitraan teknologi dan pertukaran keahlian. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan militer kedua negara dan mendorong modernisasi pertahanan.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Indonesia dan Rusia berencana untuk berkolaborasi melalui Forum Kerja Sama Teknis Militer, yang dikenal sebagai Komisi antarpemerintah untuk Kerja Sama Teknis Militer. Forum ini akan menjadi wadah utama untuk membahas berbagai inisiatif kerja sama. Selain itu, kedua negara juga menjalin forum konsultasi untuk mengoordinasikan rencana kegiatan kerja sama militer tahun 2025. Kementerian Pertahanan RI berencana mengirim delegasi ke Rusia untuk membahas lebih lanjut kerja sama pertahanan yang direncanakan untuk tahun 2026.

Isu ini sempat memicu reaksi dari Australia, dengan Menteri Luar Negeri Penny Wong menyatakan bahwa pemerintah Australia sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak Indonesia. Beberapa pihak di Australia juga menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi kehadiran militer Rusia di wilayah yang berdekatan dengan Australia.

Berikut poin-poin penting yang dapat ditarik dari situasi ini:

  • Penegasan Indonesia: Kementerian Pertahanan RI membantah isu mengenai potensi penggunaan Pangkalan Udara Manuhua oleh Rusia.
  • Kerja Sama Pertahanan: Indonesia dan Rusia memiliki hubungan kerja sama yang erat di bidang pertahanan, termasuk potensi kolaborasi dalam teknologi militer.
  • Kekhawatiran Regional: Isu ini sempat memicu kekhawatiran di Australia, yang secara geografis berdekatan dengan Indonesia.
  • Forum Kerja Sama: Indonesia dan Rusia akan terus menjalin komunikasi dan kerja sama melalui berbagai forum, termasuk Forum Kerja Sama Teknis Militer dan forum konsultasi.

Dengan adanya klarifikasi dari Kemhan RI, diharapkan kekhawatiran terkait isu ini dapat mereda. Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan regional, serta menjalin hubungan baik dengan semua negara, termasuk Rusia.