Surabaya Jadi Percontohan Nasional: Pujian Menteri AHY untuk Inovasi Pengolahan Sampah Benowo

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, memberikan apresiasi tinggi terhadap implementasi teknologi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Kunjungan ini menegaskan potensi Surabaya sebagai model pengelolaan sampah berkelanjutan di tingkat nasional.

AHY menyatakan kekagumannya setelah meninjau langsung operasional PSEL Benowo, yang telah beroperasi efektif selama empat tahun terakhir. Menurutnya, permasalahan sampah merupakan tantangan yang mendesak dan memerlukan penanganan komprehensif di seluruh wilayah Indonesia. Ia menekankan pentingnya kehadiran pusat-pusat pengelolaan sampah terpadu yang modern dan didukung teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Surabaya menghasilkan sekitar 1.600 ton sampah setiap harinya. PSEL TPA Benowo menerapkan dua metode utama dalam pengolahan sampah, yaitu Gasification Power Plant dan Landfill Gas Power Plant. Dengan Landfill Gas Power Plant, PSEL Benowo mampu menghasilkan 1,65 hingga 2 megawatt energi listrik. Sementara itu, sekitar 1.000 ton sampah diolah melalui metodologi gasifikasi. Energi yang dihasilkan kemudian dialirkan ke Gardu Induk Altaprima untuk didistribusikan sebagai sumber energi listrik.

Lebih lanjut, AHY menjelaskan bahwa residu dari proses pengolahan sampah, seperti fly ash dan bottom ash, juga memiliki potensi pemanfaatan. Bottom ash yang dihasilkan sekitar 15 persen, sementara fly ash sekitar 2 persen dari total sampah yang diolah. Material-material ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk penimbunan dan pengurukan.

AHY menekankan bahwa PSEL Benowo Surabaya dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menangani masalah sampah secara berkelanjutan. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya penyesuaian skala teknologi dengan kapasitas produksi sampah masing-masing daerah. Hal ini sejalan dengan deklarasi Presiden Prabowo Subianto mengenai urgensi penanganan sampah di Indonesia, yang bahkan disebut sebagai 'darurat sampah'.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto, mengungkapkan bahwa PSEL Benowo telah menjadi tujuan studi banding bagi banyak pemerintah daerah. Selain itu, berbagai kementerian dan lembaga pemerintah pusat juga telah melakukan kunjungan serupa. Sejak tahun 2012, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan PT Sumber Organik (PT SO) dalam pengelolaan sampah melalui sistem tipping fee. PT SO juga berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan membayar sewa atas pemanfaatan aset Pemkot Surabaya, yang mencapai sekitar Rp9 miliar setiap tahunnya.