Pemerintah Optimalkan Serapan Jagung Petani Saat Panen Raya
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkolaborasi dengan Perum Bulog untuk mengamankan hasil panen jagung petani sebagai bagian dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Inisiatif ini dilakukan menjelang panen raya jagung yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan April hingga Mei 2025.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menekankan pentingnya memaksimalkan penyerapan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP), terutama di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Jagung, sebagai komoditas strategis, memegang peranan krusial dalam rantai pasok pangan, khususnya bagi sektor pakan ternak dan industri pengolahan makanan. Pemerintah berupaya untuk menciptakan kondisi yang kondusif di seluruh mata rantai, mulai dari produsen hingga konsumen.
Per 14 April 2025, stok CJP yang dikelola oleh Perum Bulog tercatat sebesar 107 ribu ton, terdiri dari 91 ribu ton Public Service Obligation (PSO) dan 16 ribu ton komersial. Meskipun demikian, harga jagung pipilan kering di tingkat petani masih berada di bawah harga acuan yang ditetapkan, yaitu sekitar Rp 4.831 per kilogram.
Bupati Sumbawa, Syafruddin Jarot, menjelaskan bahwa salah satu penyebab rendahnya harga jagung adalah kemampuan petani dalam mengolah kadar air jagung agar sesuai dengan standar yang dipersyaratkan. Petani umumnya hanya mampu menghasilkan jagung dengan kadar air 17% karena mengandalkan metode pengeringan konvensional, bukan menggunakan mesin pengering (dryer). Ia juga mendorong petani untuk memaksimalkan pengeringan jagung guna menekan pertumbuhan aflatoksin, sehingga harga jual dapat mendekati harga acuan.
Selain itu, Bapanas mengimbau pemerintah daerah (Pemda) Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) guna membantu biaya transportasi dari daerah sentra produksi ke wilayah konsumen. Langkah ini diharapkan dapat menekan harga pembelian jagung di tingkat peternak dan produsen pakan ternak. Bantuan biaya distribusi, sekecil apapun, akan sangat bermanfaat bagi petani dan pelaku usaha lainnya.
Dengan sinergi antara Perum Bulog, BUMN pangan, serta pelaku usaha pakan dan peternakan, Bapanas optimis dapat melampaui target penyerapan sebesar 10% dari produksi wilayah NTB, dari target awal sebesar 78.000 ton. Perkiraan produksi jagung NTB pada periode ini mencapai 1,4 hingga 1,7 juta ton, terutama dari Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa.
Inisiatif ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk menjaga stabilitas harga jagung, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memastikan ketersediaan pasokan jagung yang memadai untuk kebutuhan nasional.