Pemkot Bekasi Berikan Dukungan Hukum Keluarga Korban TPPO di Kamboja
Pemkot Bekasi Berikan Dukungan Hukum Keluarga Korban TPPO di Kamboja
Pemerintah Kota Bekasi menyatakan komitmennya untuk memberikan pendampingan dan bantuan hukum kepada keluarga Soleh Darmawan, warga Bekasi yang menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja dan meninggal dunia. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyampaikan langsung jaminan ini kepada keluarga korban, menegaskan bahwa negara akan hadir untuk memastikan keadilan ditegakkan.
"Tentunya akan ada pendampingan dan memberikan jaminan bahwa mereka tidak hadir sendiri, negara akan hadir di dalamnya," ujar Tri Adhianto saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bekasi.
Tri Adhianto juga menyampaikan imbauan kepada seluruh warga Kota Bekasi untuk tidak tergiur dengan tawaran pekerjaan di Kamboja, mengingat maraknya kasus TPPO yang terjadi di negara tersebut. Imbauan ini sejalan dengan larangan yang dikeluarkan oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang melarang WNI bekerja di negara-negara yang rawan TPPO seperti Kamboja, Myanmar, dan Thailand.
"Ya saya mengimbaulah. Apapun yang menjadi imbauan pemerintah (pusat), Pemerintah Kota Bekasi akan mensosialisasikan," imbuhnya.
Kisah Pilu Soleh Darmawan
Kisah tragis Soleh Darmawan bermula ketika ia menerima tawaran pekerjaan dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja di Jakarta Utara. Soleh yang memiliki pengalaman di bidang perhotelan, dijanjikan pekerjaan di sebuah hotel di Thailand. Tergiur dengan tawaran tersebut, Soleh akhirnya berangkat ke Thailand pada 18 Februari 2025, meskipun sempat ditentang oleh ibunya.
Setibanya di Thailand, Soleh sempat menghubungi ibunya, Diana, untuk menenangkan dan meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja. Namun, setelah empat hari komunikasi mereka terputus. Diana mulai khawatir dengan keadaan putranya. Kekhawatiran Diana memuncak ketika ia menerima panggilan video dari seorang pria bernama Kevin pada 2 Maret 2025 malam. Kevin mengabarkan bahwa Soleh berada di Kamboja.
Dalam percakapan tersebut, Kevin menanyakan riwayat kejiwaan Soleh kepada Diana. Diana membantah bahwa putranya memiliki riwayat gangguan jiwa. Di tengah percakapan yang menegangkan itu, Diana terkejut melihat kondisi Soleh yang duduk terkulai lemas di atas tempat tidur. Ia memanggil-manggil putranya, tetapi Soleh tidak memberikan respons.
Keesokan harinya, pada 3 Maret 2025, Kevin kembali menghubungi Diana dan menyampaikan kabar duka bahwa Soleh telah meninggal dunia. Hati Diana hancur mendengar kabar tersebut. Ia segera meminta Kevin untuk memulangkan jenazah putranya ke Indonesia.
Jenazah Soleh tiba di rumah duka pada 15 Maret 2025. Diana melihat ada bekas jahitan di pinggang putranya. Merasa ada kejanggalan dalam kematian putranya, namun keluarga pasrah dan akhirnya Soleh dimakamkan pada 16 Maret 2025 di samping rumahnya.
Setelah pemakaman, Diana baru mengetahui bahwa putranya bekerja sebagai operator judi online (judol) di Kamboja. Fakta ini menambah pilu hati Diana, yang merasa terpukul dengan kenyataan pahit yang menimpa putranya.