Investasi Rp 295 Miliar Atasi Banjir di Sekitar Bandara YIA
KULON PROGO, YOGYAKARTA - Proyek pengendalian banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, yang menjadi pelindung kawasan Yogyakarta International Airport (YIA), telah dirampungkan. Investasi senilai Rp 295 miliar ini diharapkan dapat mengakhiri permasalahan banjir yang selama ini menghantui bandara dan wilayah sekitarnya.
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) telah melakukan serangkaian intervensi pada sungai-sungai yang bermuara ke DAS Serang. Langkah-langkah ini meliputi pelebaran sungai, pembangunan kolam retensi, normalisasi sungai, serta pembangunan infrastruktur pengendali banjir lainnya. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk melindungi YIA dan lahan pertanian di sekitarnya dari ancaman luapan air.
"Pengendalian banjir di kawasan bandara YIA yang masuk ke DAS Serang sudah selesai," kata Djohar Ismail, Penata Teknik PPK Sungai Pantai II BBWSO.
Sebelumnya, wilayah sekitar YIA sering dilanda banjir, terutama di bagian timur. Curah hujan tinggi menyebabkan sungai-sungai meluap, gorong-gorong tersumbat, dan genangan air yang mengganggu aktivitas pertanian, permukiman, dan lalu lintas. Pada tahun 2018, banjir parah bahkan sempat mencapai area bandara.
Proyek pengendalian banjir kawasan YIA dibangun pada periode 2020–2023 oleh PT PP (Persero). Fokus utama adalah penanganan DAS Serang secara komprehensif. Pekerjaan meliputi:
- Pelebaran sungai
- Pembangunan gorong-gorong
- Pembangunan pintu air
- Pengalihan aliran sungai.
Salah satu komponen kunci dari proyek ini adalah kolam retensi dengan kapasitas 127.000 meter kubik. Kolam ini berfungsi menampung air dari lima sungai utama yang bermuara ke Serang, yaitu:
- Sungai Seling dan Kalidengen (Kokap)
- Sungai Kebo dan Sindatan (Temon)
- Sungai Carik (Karangwuni)
Air yang tertampung di kolam retensi kemudian dialirkan secara bertahap ke Sungai Serang dan akhirnya ke laut selatan, menggunakan dua pompa berkapasitas 1.500 meter kubik per detik.
Menurut Djohar, sistem pengendalian DAS Serang saat ini sangat efektif. Proyek ini secara signifikan mengurangi titik-titik genangan dan meminimalkan dampak banjir terhadap aktivitas pertanian masyarakat. Selain itu, kolam retensi ini juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata dan rekreasi.
"Kami menangani belasan sungai," pungkas Djohar.