Eskalasi Perang Dagang: China Diduga Membalas Tarif AS dengan Pembatasan Boeing
Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China, memasuki babak baru dengan potensi dampak signifikan terhadap industri penerbangan global. Beijing dikabarkan mengambil langkah tegas sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diterapkan Washington, dengan implikasi yang dapat merugikan Boeing, raksasa manufaktur pesawat terbang asal AS.
Laporan yang beredar menyebutkan bahwa pemerintah China telah menginstruksikan maskapai-maskapai penerbangan nasional untuk menunda atau bahkan menghentikan penerimaan pengiriman pesawat baru dari Boeing. Langkah ini diyakini sebagai balasan langsung terhadap tarif impor yang diberlakukan AS terhadap produk-produk China.
Beberapa maskapai besar China, termasuk Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines, berpotensi terpengaruh oleh kebijakan ini. Ketiga maskapai tersebut dijadwalkan menerima ratusan pesawat Boeing dalam beberapa tahun mendatang.
Selain pembatasan penerimaan pesawat, terdapat indikasi bahwa Beijing juga mendorong maskapai dalam negeri untuk mengurangi atau menghentikan pembelian suku cadang dan komponen pesawat dari perusahaan-perusahaan AS. Tindakan ini dapat mengganggu rantai pasokan industri penerbangan, termasuk program pesawat COMAC C919 yang sedang dikembangkan China, yang masih bergantung pada komponen buatan AS.
Seorang analis dari Bank of America memperingatkan bahwa penghentian pembelian komponen dari AS dapat mengancam kelangsungan program C919. Boeing sendiri belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini. Namun, pasar keuangan telah merespons dengan penurunan nilai saham Boeing.
Meskipun dampak jangka pendek terhadap keuangan Boeing mungkin terbatas jika perusahaan dapat mengalihkan pengiriman ke pelanggan lain, eskalasi ketegangan perdagangan dikhawatirkan akan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar dalam rantai pasokan global industri penerbangan.
Industri ini sendiri telah menghadapi tantangan berat akibat pandemi COVID-19, kelangkaan material, dan masalah teknis lainnya. Pembatasan oleh China ini dapat memperburuk situasi dan menghambat pemulihan sektor penerbangan global.
Langkah China ini merupakan respons terhadap kebijakan tarif baru yang diterapkan AS. Kedua negara kini terlibat dalam siklus saling membalas kebijakan ekonomi, yang berpotensi merugikan kedua belah pihak dalam jangka panjang.
Sebelumnya, China telah mengambil tindakan tegas terhadap Boeing setelah kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX. China menjadi negara pertama yang menghentikan operasional pesawat tersebut dan menangguhkan pengiriman dan pemesanan sejak 2019. Hal ini menunjukkan keseriusan China dalam menanggapi isu keselamatan penerbangan dan melindungi kepentingan nasionalnya.
Daftar Potensi Dampak:
- Penundaan atau pembatalan pengiriman pesawat Boeing ke maskapai China.
- Gangguan pada rantai pasokan industri penerbangan.
- Potensi perlambatan program pesawat COMAC C919.
- Ketidakpastian yang lebih besar dalam pasar penerbangan global.
- Kerugian finansial bagi Boeing dan pemasok AS.
Rantai Pasokan yang Terpengaruh:
- Produsen Komponen: Perusahaan-perusahaan AS yang memasok suku cadang dan komponen pesawat ke China berpotensi mengalami penurunan penjualan yang signifikan.
- Perusahaan Logistik: Perusahaan yang terlibat dalam pengiriman dan distribusi pesawat dan suku cadang juga dapat terpengaruh.
- Maskapai Penerbangan: Maskapai yang mengoperasikan pesawat Boeing dan bergantung pada suku cadang dari AS mungkin menghadapi tantangan operasional.
China dan Amerika Serikat perlu mencari solusi diplomatik untuk menyelesaikan sengketa perdagangan mereka dan menghindari kerusakan lebih lanjut pada industri penerbangan global.