Borobudur: Tempat Persemayaman Terakhir Murdaya Poo dalam Upacara Kremasi Khusus

Rencana kremasi tokoh pengusaha nasional, Murdaya Widyawimarta Poo, di kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menjadi sorotan. Keputusan keluarga untuk melaksanakan upacara kremasi di Dusun Ngaran II, Borobudur, bukan di krematorium konvensional, memiliki makna mendalam terkait keyakinan agama Buddha dan tradisi yang berlaku bagi tokoh-tokoh tertentu yang dihormati.

Tradisi kremasi dengan menggunakan kayu, seperti yang akan dilakukan untuk Murdaya Poo, merupakan sebuah penghormatan khusus dalam agama Buddha. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jawa Tengah, Tanto Soegito Harsono, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi di Borobudur didasari oleh kedekatan dengan pusat spiritual umat Buddha dan keinginan untuk melaksanakan ritual kremasi terbuka yang sakral. Prosesi ini melibatkan pembakaran jenazah dengan kayu cendana setinggi dua meter, yang dikelilingi batu sebagai pembatas api. Sebuah tenda khusus didirikan untuk para biksu dan umat yang ingin berdoa selama prosesi berlangsung. Nantinya, abu jenazah akan dibawa oleh keluarga ke Bogor, Jawa Barat.

Lokasi kremasi yang berada di dekat Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara Mendut, tempat Murdaya Poo disemayamkan sejak 14 April hingga 6 Mei 2025, memiliki nilai spiritual tersendiri. Lahan tersebut merupakan milik istri Murdaya Poo, Siti Hartati Murdaya, dan berdekatan dengan Graha Padmasambawa. Kedekatan ini mencerminkan hubungan personal keluarga Murdaya dengan komunitas Buddha di kawasan Borobudur.

Namun, rencana kremasi ini tidak lepas dari penolakan sebagian warga Dusun Ngaran II. Mereka khawatir akan dampak asap, bau, dan ketidaknyamanan sosial yang mungkin timbul akibat kremasi di tengah permukiman. Kekhawatiran ini terutama dirasakan oleh warga yang memiliki anak-anak dan lansia.

Mediasi antara warga, pihak keluarga melalui Walubi, dan Pemerintah Kabupaten Magelang telah dilakukan untuk mencari solusi. Meskipun belum mencapai kesepakatan, Bupati Magelang Grengseng Pamuji berharap agar dialog terus berlanjut demi mencapai pemahaman bersama.

Berikut adalah poin-poin penting terkait berita ini:

  • Lokasi kremasi Murdaya Poo dipilih karena alasan spiritual dan tradisi agama Buddha.
  • Kremasi akan dilakukan dengan menggunakan kayu cendana dalam ritual terbuka.
  • Sebagian warga menolak rencana tersebut karena kekhawatiran akan dampak lingkungan dan sosial.
  • Mediasi sedang berlangsung untuk mencari solusi yang dapat diterima semua pihak.