Awal Sesi, IHSG Terkoreksi di Bawah Level 6.400

markdown Di awal perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pelemahan. Sempat dibuka menguat, indeks kemudian berbalik arah dan menembus level 6.400.

Data dari RTI menunjukkan bahwa pada pukul 09.10 WIB, IHSG berada di posisi 6.392,36, atau turun 7,69 poin (0,12%) dari pembukaan di level 6.407,02. Pergerakan indeks pagi ini mencatatkan level tertinggi di 6.421,32 dan level terendah di 6.384,28.

Total volume perdagangan tercatat sebesar 1,42 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 938,22 miliar. Frekuensi transaksi mencapai 131.729 kali. Secara keseluruhan, terdapat 186 saham yang mengalami kenaikan harga, 197 saham yang melemah, dan 202 saham yang stagnan.

Secara historis, kinerja IHSG menunjukkan fluktuasi. Dalam sepekan terakhir, indeks mencatatkan kenaikan sebesar 2,22%. Namun, dalam satu bulan terakhir, terjadi penurunan sebesar 2,34%. Penurunan yang lebih signifikan terlihat dalam tiga bulan terakhir, yaitu sebesar 10,76%.

Tren penurunan juga berlanjut dalam periode yang lebih panjang. Dalam enam bulan terakhir, IHSG terkoreksi sebesar 17,46%. Secara year-to-date (YTD), penurunan tercatat sebesar 9,71%, dan dalam setahun terakhir, indeks melemah sebesar 11,79%.

Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG ditutup pada level 6.400, mengalami penurunan sebesar 0,65% atau 41,62 poin. Analis dari Ajaib Sekuritas memperkirakan bahwa IHSG hari ini akan bergerak dalam rentang 6.322-6.450.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini meliputi sentimen dari dalam dan luar negeri. Penurunan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa di kawasan Asia Pasifik pada hari sebelumnya. Selain itu, investor asing terus mencatatkan outflow di pasar ekuitas senilai Rp 8,21 triliun.

Pemerintah juga menerbitkan peraturan baru terkait penyesuaian skema royalti mineral dan batubara, yang akan berlaku mulai 26 April 2025. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2025 untuk sektor batu bara dan PP Nomor 19 Tahun 2025 untuk sektor mineral seperti nikel, emas, perak, besi, timah, dan tembaga.

Tarif royalti untuk segmen batu bara akan didasarkan pada kalori dan Harga Batu Bara Acuan (HBA). Sementara itu, tarif royalti untuk segmen mineral akan berlaku progresif sesuai dengan grade dan Harga Mineral Acuan (HMA).

Dari global, bursa Wall Street mengalami koreksi, terutama dipicu oleh sektor teknologi. Saham NVDA mengalami penurunan signifikan, membebani indeks NASDAQ. Penurunan ini dipicu oleh potensi kerugian yang diakibatkan oleh pembatasan ekspor chip H20 AI ke China.

Pelaku pasar juga mencermati pernyataan Jerome Powell mengenai kemungkinan suku bunga yang tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, akibat ketidakpastian tarif yang mungkin diberlakukan oleh mantan Presiden Trump.

Tensi perang tarif antara Amerika Serikat dan China juga masih tinggi, dengan adanya kenaikan tarif impor dari China oleh pemerintah Amerika Serikat. Sementara itu, China melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada kuartal pertama tahun ini, sesuai dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya dan lebih tinggi dari proyeksi konsensus.