Negara Anggota WHO Ukir Kesepakatan Historis untuk Tata Kelola Pandemi Global
Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencapai tonggak penting dalam upaya global untuk mempersiapkan dan menanggapi pandemi di masa depan. Kesepakatan bersejarah ini, yang dicapai pada hari Rabu, 16 April 2025, menandai momen penting dalam kerja sama multilateral dan tata kelola kesehatan global.
Perjanjian ini, yang kini menunggu pengesahan resmi oleh Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei dan ratifikasi oleh negara-negara anggota, bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan mendasar yang terungkap selama pandemi COVID-19, terutama dalam hal akses terhadap obat-obatan, vaksin, dan teknologi kesehatan. Ini adalah kali kedua dalam sejarah 75 tahun WHO negara-negara anggota mencapai kesepakatan mengikat secara hukum, yang pertama adalah pengendalian tembakau pada tahun 2003.
WHO menggambarkan kesepakatan itu sebagai "langkah maju yang besar dalam upaya membuat dunia lebih aman dari pandemi." Berikut adalah beberapa poin penting dari rancangan perjanjian tersebut:
- Transfer Teknologi: Salah satu poin yang paling diperdebatkan selama negosiasi adalah masalah transfer teknologi medis ke negara-negara berkembang. Selama pandemi COVID-19, negara-negara berkembang menuduh negara-negara kaya menimbun vaksin dan tes. Sementara negara-negara dengan industri farmasi besar menentang keras gagasan transfer teknologi wajib. Perjanjian tersebut menyerukan agar transfer teknologi diberi insentif melalui peraturan, perjanjian lisensi, dan persyaratan pembiayaan yang menguntungkan. Namun, perjanjian itu mencakup kompromi bahwa setiap transfer harus "disepakati bersama".
- Akses Patogen dan Pembagian Manfaat: Rancangan tersebut juga mengusulkan langkah-langkah seperti membangun akses ke patogen dan sistem pembagian manfaat. Ini akan memastikan bahwa sampel virus dan informasi genetik dibagikan secara transparan, sementara negara-negara yang menyumbangkan sampel akan menerima manfaat yang adil, seperti akses ke vaksin dan perawatan.
- Pendekatan One Health: Perjanjian tersebut juga mencakup "pendekatan One Health" untuk pencegahan pandemi, yang mengakui hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Ini akan melibatkan peningkatan pengawasan penyakit zoonosis (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia) dan memperkuat sistem kesehatan hewan.
- Rantai Pasokan Global dan Logistik: Perjanjian itu juga mencakup pembentukan rantai pasokan global dan jaringan logistik yang kuat untuk memastikan bahwa alat kesehatan penting dapat menjangkau mereka yang membutuhkannya dengan cepat dan efisien selama keadaan darurat pandemi.