Terungkap! Kisah Kelam Mantan Pemain Sirkus: Dari Kandang Macan hingga Penyiksaan Keji

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) merespons laporan dugaan eksploitasi yang dialami oleh para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia. Gelombang pengakuan mengenai pengalaman pahit dan kekerasan yang dialami selama bekerja di sana mulai mencuat ke permukaan.

Wakil Menteri Hukum dan HAM, Mugiyanto, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dan mendengarkan keluhan para mantan pemain sirkus. "Kami mendengarkan keluhan mereka setelah membaca dan mendengar kasus ini yang viral tentang apa yang terjadi pada mantan karyawan Oriental Circus Indonesia. Mereka meminta audiensi, dan kami menerimanya," ujar Mugiyanto.

Dalam audiensi tersebut, terungkap indikasi pelanggaran HAM yang meliputi kekerasan dan perampasan identitas. Mugiyanto menyampaikan permohonan maaf kepada para korban atas trauma yang dialami dan berjanji untuk mengupayakan pencegahan terulangnya kejadian serupa. Langkah selanjutnya adalah meminta keterangan dari pihak yang dituduh sebagai pelaku.

Fifi, seorang mantan pemain sirkus, mengungkapkan pengalaman traumatisnya. Ia menceritakan pernah diseret dan dikurung di kandang macan, serta kesulitan buang air besar. Upayanya untuk melarikan diri melalui hutan pada malam hari berakhir dengan penangkapan kembali dan penyiksaan yang lebih kejam, termasuk penyetruman di bagian sensitif tubuhnya.

Kisah pilu lainnya datang dari Butet, yang mengaku sering dipukuli jika penampilannya tidak memuaskan. Ia juga pernah dirantai menggunakan rantai gajah di kaki, yang menyulitkannya untuk buang air. Lebih ironis lagi, Butet tidak mengetahui identitas aslinya selama bertahun-tahun.

Terkait dengan tuduhan ini, Taman Safari Indonesia Group, melalui Head of Media and Digital, Finky Santika, menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan bisnis atau keterkaitan hukum dengan para mantan pemain sirkus tersebut. Kasus ini telah menarik perhatian publik dan pemerintah, mendorong penanganan segera atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh para mantan pemain sirkus.

Rincian lebih lanjut mengenai dugaan penyiksaan yang dialami oleh mantan pemain sirkus meliputi:

  • Pengurungan di Kandang Macan: Fifi, seorang mantan pemain sirkus, mengungkapkan pengalaman mengerikan saat dirinya diseret dan dikurung di kandang macan sebagai bentuk hukuman.
  • Penyiksaan Fisik: Butet, mantan pemain sirkus lainnya, mengaku sering dipukuli jika penampilannya di atas panggung tidak sesuai harapan. Ia juga pernah dirantai kakinya dengan rantai gajah, membatasi gerakannya secara signifikan.
  • Penyetruman Bagian Sensitif: Setelah melarikan diri dan tertangkap kembali, Fifi mengalami penyiksaan yang lebih parah, termasuk penyetruman di bagian tubuh yang sensitif.
  • Perampasan Identitas: Butet, selama bertahun-tahun bekerja di sirkus, tidak pernah mengetahui identitas aslinya. Hal ini menunjukkan adanya dugaan praktik eksploitasi yang menghilangkan hak dasar manusia.

Pernyataan Resmi Taman Safari Indonesia:

Pihak Taman Safari Indonesia Group telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan bisnis atau hukum dengan para mantan pemain sirkus yang mengklaim telah mengalami penyiksaan. Mereka menekankan bahwa perusahaan beroperasi secara independen dan tidak bertanggung jawab atas tindakan atau perlakuan yang dialami oleh individu-individu tersebut di masa lalu.