BPOM Banten Intensifkan Pengawasan Makanan Bergizi Gratis Melalui Pelatihan Penjamah Makanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banten mengambil langkah proaktif untuk memastikan keamanan dan kualitas program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya. Salah satu upaya krusial yang dilakukan adalah dengan melatih para penjamah makanan yang terlibat langsung dalam penyediaan hidangan di sekolah-sekolah.
Kepala BPOM Banten, Mojaza Sirait, menyampaikan komitmennya untuk mengawal program MBG secara optimal. Beliau menjelaskan bahwa BPOM Banten telah menyiapkan tim instruktur yang kompeten untuk memberikan pelatihan khusus kepada para penjamah makanan. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar makanan yang disajikan memenuhi standar keamanan dan gizi yang ditetapkan.
"Kami akan kawal seoptimal mungkin MBG. Saat ini kami menjadi instruktur bagi penjamah makanannya. Ada delapan orang di kantor kami yang sudah dilatih untuk menjadi narasumber dalam menjamah makanan agar makanannya sesuai (standar)," ujar Mojaza Sirait.
Selain pelatihan penjamah makanan, BPOM Banten juga berencana untuk melakukan pengambilan sampel makanan secara berkala setelah program MBG berjalan. Langkah ini bertujuan untuk memantau dan memastikan bahwa kualitas makanan tetap terjaga dari waktu ke waktu. BPOM Banten akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengoptimalkan pengawasan program MBG.
"Di tengah keterbatasan, kami akan melakukan sampling untuk memastikan kualitasnya terjamin. Intinya, kami akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan lini sektor terkait, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan terbaik untuk mengawal," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, BPOM Banten juga memberikan tips sederhana kepada masyarakat untuk menilai keamanan makanan yang akan dikonsumsi. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan pancaindra, meliputi:
- Penglihatan: Perhatikan warna dan tampilan makanan. Misalnya, beras putih yang berubah warna menjadi kecoklatan dapat menjadi indikasi kualitas yang menurun.
- Penciuman: Cium aroma makanan. Aroma yang tidak sedap, seperti basi atau asam, dapat menjadi tanda bahwa makanan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi.
- Pengecapan: Rasakan makanan. Rasa yang aneh atau tidak sesuai dengan seharusnya dapat menjadi indikasi adanya masalah pada makanan tersebut.
Sejauh ini, BPOM Banten belum menemukan adanya makanan yang tidak layak konsumsi atau mengandung bahan berbahaya selama uji coba program makan bergizi gratis. Pihaknya berharap agar kondisi ini dapat terus dipertahankan.
"Sejauh ini, untuk di Banten tidak ada. Beberapa kali kami langsung diundang oleh BGN atau SPPG, dan hasilnya aman. Semoga terus seperti itu," pungkasnya.