Pembatasan Ekspor AS ke China Memicu Kemerosotan Saham Nvidia dan AMD
Gelombang kekhawatiran melanda pasar saham teknologi Amerika Serikat, dipicu oleh kebijakan pembatasan ekspor terbaru yang diberlakukan oleh Pemerintah AS terhadap China. Dampaknya paling terasa pada dua raksasa semikonduktor, Nvidia dan AMD, yang mengalami penurunan saham signifikan. Nvidia bahkan mencatatkan penurunan hingga 7%, mengindikasikan kekhawatiran investor terhadap prospek pendapatan perusahaan di masa depan. Sentimen negatif ini kemudian menjalar ke perusahaan teknologi lainnya, menciptakan tren penurunan yang meluas di sektor tersebut.
Kebijakan pembatasan ekspor ini secara khusus menyasar produk-produk kecerdasan buatan (AI) yang memiliki daya jual tinggi di pasar China. Departemen Perdagangan AS mewajibkan perusahaan yang ingin mengekspor produk AI tertentu ke China untuk mendapatkan lisensi khusus. Langkah ini diambil dengan alasan keamanan nasional dan ekonomi, sejalan dengan arahan Presiden untuk melindungi kepentingan strategis negara. Namun, dampaknya terhadap perusahaan teknologi yang bergantung pada pasar China sangatlah signifikan.
AMD memperkirakan bahwa pembatasan ekspor GPU MI308 ke China dapat menyebabkan kerugian hingga USD 800 juta. Perusahaan mengakui bahwa mereka akan mengajukan permohonan lisensi, namun tidak ada jaminan bahwa permohonan tersebut akan disetujui. AMD sendiri merupakan salah satu pemain kunci di balik pesatnya perkembangan teknologi AI. Akselerator AMD Instinct MI300 Series mereka diklaim ideal untuk mendukung beban kerja AI dan HPC yang paling berat sekalipun.
Nvidia, di sisi lain, menghadapi masalah serupa dengan chip AI H20 yang sangat populer di China. Penjualan chip ini juga akan dibatasi dan memerlukan lisensi khusus. Nvidia memperkirakan bahwa pembatasan ini dapat merugikan perusahaan hingga USD 5,5 miliar atau sekitar Rp 92 triliun. China merupakan salah satu pasar terbesar bagi Nvidia, sehingga pembatasan ini diprediksi akan mengurangi permintaan H20 secara signifikan.
Selain Nvidia dan AMD, perusahaan lain yang terkait dengan industri semikonduktor juga merasakan dampak dari kebijakan ini. ASML, produsen peralatan semikonduktor asal Belanda, melaporkan bahwa pembatasan tarif menciptakan ketidakpastian dalam permintaan, yang menyebabkan saham perusahaan turun 7%. Perusahaan seperti Applied Materials dan Lam Research juga mengalami penurunan saham sekitar 5%. Secara keseluruhan, saham pembuat chip mengalami penurunan di seluruh sektor, dengan VanEck Semiconductor ETF turun lebih dari 4%, sementara Micron Technology, Marvell Technology, dan Broadcom masing-masing turun lebih dari 2%.
Berikut adalah daftar perusahaan yang terdampak:
- Nvidia
- AMD
- ASML
- Applied Materials
- Lam Research
- Micron Technology
- Marvell Technology
- Broadcom