Jatiarjo: Desa di Pasuruan yang Teguh Menolak Kehadiran Minimarket Demi Lindungi Ekonomi Lokal

Desa Jatiarjo, yang terletak di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, telah mengambil sikap tegas dengan menolak pendirian minimarket atau toko modern di wilayahnya. Kebijakan ini, yang telah berjalan selama enam tahun, merupakan wujud komitmen pemerintah desa dan masyarakat setempat untuk melindungi ekonomi kerakyatan dan mencegah kesenjangan sosial.

Kepala Desa Jatiarjo, Muhammad Hudan Dardiri, yang akrab disapa Kang Jhody, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan kesepakatan bersama dengan paguyuban toko peracangan, toko rabat, pedagang keliling, serta seluruh elemen masyarakat desa. Penolakan minimarket ini dinilai memberikan dampak positif bagi keberlangsungan usaha kecil dan menengah (UKM) lokal. Lebih lanjut, Kang Jhody menekankan bahwa kebijakan ini murni bertujuan untuk melindungi kepentingan warga dan mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi yang dapat merugikan masyarakat kecil.

"Kami ingin melindungi pedagang kecil dan memastikan bahwa ekonomi desa tetap berputar di antara warga Jatiarjo," ujar Kang Jhody.

Saat ini, Desa Jatiarjo memiliki 103 toko rakyat yang dimiliki oleh warga desa, serta 18 pedagang keliling yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari. Keberadaan mereka dinilai telah mencukupi kebutuhan masyarakat desa, sehingga kehadiran minimarket dianggap tidak diperlukan.

Desa Jatiarjo, dengan jumlah penduduk sekitar 7.786 jiwa penduduk asli dan 500 jiwa pendatang, memiliki lokasi yang strategis karena berada di jalur menuju Taman Safari Prigen. Hal ini menjadikan desa ini sebagai incaran para investor yang ingin membangun toko modern. Namun, pemerintah desa dan masyarakat Jatiarjo tetap teguh pada pendirian mereka untuk menolak kehadiran minimarket.

"Setiap tahun pasti ada investor yang datang ingin membangun toko modern, tetapi kami dan warga selalu menolak," tegas Kang Jhody.

Kang Jhody mencontohkan desa-desa lain di sekitar Jatiarjo yang telah memiliki minimarket. Menurutnya, kehadiran minimarket tersebut telah menyebabkan pedagang kecil di desa-desa tersebut kalah bersaing. Pengalaman inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa Jatiarjo tetap konsisten menolak minimarket.

Keunikan Jatiarjo sebagai satu-satunya desa di kawasan tersebut yang tidak memiliki minimarket menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, desa yang terletak di kaki Gunung Arjuno ini juga memiliki udara yang sejuk karena berada pada ketinggian sekitar 665 meter di atas permukaan laut. Mayoritas penduduk Jatiarjo beragama Islam dan menggunakan bahasa Madura serta Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Desa ini juga dikenal dengan potensi pertanian kopi yang berkembang pesat, terutama di Dusun Cowek, serta memiliki daya tarik wisata seperti Kampung Kopi dan Wisata Jendela Langit.

Berikut adalah beberapa potensi Desa Jatiarjo :

  • Pertanian Kopi (Dusun Cowek)
  • Wisata Kampung Kopi
  • Wisata Jendela Langit
  • Ketinggian 665 mdpl
  • Akses ke Taman Safari Prigen

Dengan kombinasi antara kebijakan yang berpihak pada ekonomi lokal, potensi alam yang menarik, serta budaya yang kaya, Desa Jatiarjo berhasil mempertahankan identitasnya sebagai desa yang mandiri dan sejahtera.