Nasihat Polos Pelajar SMP Cianjur Menggugah Hati Dedi Mulyadi

Pertemuan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan seorang siswa SMP bernama Iki Matkarim di Cianjur baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Bukan tanpa alasan, interaksi keduanya terekam dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube milik Dedi Mulyadi, menampilkan momen ketika seorang anak memberikan nasihat yang begitu lugu namun sarat makna kepada seorang pemimpin daerah.

Iki, seorang siswa kelas 2 SMP, dengan berani menyampaikan aspirasi dan harapannya kepada Dedi Mulyadi. Dalam bahasa Sunda yang khas, Iki berpesan agar sang gubernur senantiasa adil dan setia kepada rakyat, serta selalu hadir untuk membantu mereka yang membutuhkan. Lebih dari itu, Iki mengingatkan Dedi Mulyadi agar tidak hanya berfokus pada pencapaian jabatan semata, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk merasakan denyut nadi kehidupan masyarakat.

Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang dekat dengan rakyat, tampak terkesan dengan nasihat yang diberikan Iki. Ia mengulangi setiap ucapan Iki, sembari tersenyum dan memberikan pujian atas kebijaksanaan anak tersebut. Dedi Mulyadi mengakui kebenaran dari setiap kata yang diucapkan Iki, dan berjanji untuk terus berusaha menjadi pemimpin yang amanah.

Keakraban keduanya semakin terasa ketika Dedi Mulyadi mengajak Iki masuk ke dalam mobil dinasnya. Dalam percakapan yang santai, Dedi Mulyadi bertanya kepada Iki mengenai dari mana ia mengenal dirinya. Iki menjawab dengan polos bahwa ia sering menonton konten-konten Dedi Mulyadi di telepon genggamnya. Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi justru memberikan nasihat kepada Iki agar tidak terlalu sering bermain HP. Ia kemudian bertanya mengapa Iki bisa berbicara dengan begitu dewasa, dan Iki menjawab dengan singkat, "Puas hungkul".

Dedi Mulyadi terus menggali pandangan Iki tentang bagaimana seharusnya seorang gubernur bertindak. Iki kembali menegaskan pentingnya turun ke rakyat dan menyayangi rakyat. Ketika ditanya dari mana ia mendapatkan pemahaman tersebut, Iki mengaku memperolehnya dari informasi yang ia dapatkan melalui telepon genggam.

Kisah hidup Iki yang penuh perjuangan membuat Dedi Mulyadi semakin terenyuh. Iki tinggal di sebuah kampung di Cianjur bersama ayah dan neneknya yang sakit-sakitan. Ayahnya saat ini sedang tidak bekerja, sementara ibunya telah menikah lagi. Untuk membantu perekonomian keluarga, Iki bekerja sebagai juru parkir. Hasil dari pekerjaannya tersebut ia berikan kepada ayahnya, dan sebagian ia sisihkan untuk jajan.

Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, Iki menolak untuk meminta-minta. Ia berpegang teguh pada prinsip bahwa meminta-minta adalah perbuatan yang tidak terpuji. Dedi Mulyadi kemudian menguji keikhlasan Iki dengan memberikan uang sebesar Rp 2.000. Iki menerimanya dengan senang hati dan mengatakan bahwa uang tersebut cukup untuk membeli tiga buah cilok. Ia menambahkan bahwa hidup harus selalu disyukuri.

Tersentuh oleh ketulusan dan semangat hidup Iki, Dedi Mulyadi memberikan bantuan yang lebih besar. Ia memberikan uang sebesar Rp 2,5 juta untuk membeli seekor kambing betina, serta uang tambahan untuk membangun kandang. Iki berjanji akan merawat kambing tersebut dengan baik.

Selain memberikan bantuan materi, Dedi Mulyadi juga menitipkan pesan kepada ayah Iki agar mau bekerja dan bertanggung jawab terhadap keluarga. Saudara Iki yang hadir di lokasi menjelaskan bahwa ayah Iki belum bekerja karena sedang merawat ibunya yang sakit di rumah sakit.

Momen pertemuan antara Dedi Mulyadi dan Iki Matkarim ini menjadi viral di media sosial, dan mendapatkan banyak respon positif dari warganet. Banyak yang memuji ketulusan Iki dan kepedulian Dedi Mulyadi terhadap masyarakat kecil. Kisah ini menjadi pengingat bagi para pemimpin daerah untuk senantiasa dekat dengan rakyat dan mendengarkan aspirasi mereka.

  • Nasihat Iki kepada Dedi Mulyadi:

    • Adil dan setia kepada rakyat.
    • Turun langsung ke lapangan untuk merasakan denyut nadi kehidupan masyarakat.
    • Tidak hanya berfokus pada pencapaian jabatan semata.
  • Bantuan Dedi Mulyadi kepada Iki:

    • Uang sebesar Rp 2,5 juta untuk membeli seekor kambing betina.
    • Uang tambahan untuk membangun kandang.