Tarif Delman di Bandung Diduga 'Getok' Turis, Pengalaman Tak Menyenangkan Viral di Media Sosial

Sebuah pengalaman kurang menyenangkan yang dialami seorang wisatawan asal Tangerang, Kumalasari, saat berlibur di Kota Bandung, menjadi viral di media sosial. Kumalasari, bersama keluarganya, mengalami dugaan praktik 'getok' harga oleh seorang kusir delman. Kejadian ini bermula ketika Kumalasari dan keluarganya tengah menikmati suasana pagi di sekitar Jalan Citarum, tempat mereka menginap.

Saat berjalan-jalan, mereka dihampiri oleh beberapa kusir delman yang menawarkan jasa. Awalnya, Kumalasari iseng menanyakan tarif dan dijawab Rp 150.000 oleh salah seorang kusir. Ia pun memastikan bahwa harga tersebut berlaku untuk seluruh anggota keluarganya yang berjumlah lima orang. Kusir delman mengiyakan, dan mereka pun sepakat untuk berkeliling menuju Gedung Sate.

Namun, karena kondisi lalu lintas yang padat dan beberapa ruas jalan yang ditutup, kusir delman mengubah rute perjalanan. Ia membawa keluarga Kumalasari berkeliling hingga ke Alun-alun Kota Bandung, sebelum akhirnya mengantarkan mereka kembali ke hotel. Setelah sampai, Kumalasari memberikan uang sebesar Rp 200.000 sebagai bentuk apresiasi atas pelayanan yang diberikan. Namun, ia terkejut ketika kusir delman tersebut mengatakan bahwa uang tersebut kurang Rp 400.000, yang berarti tarif yang diminta adalah Rp 600.000.

Merasa tidak sesuai dengan kesepakatan awal, Kumalasari merasa dijebak. Meskipun demikian, ia tidak ingin memperpanjang masalah dan akhirnya memberikan tambahan uang sebesar Rp 300.000, sehingga total yang dibayarkan menjadi Rp 500.000. Namun, kusir delman tersebut masih bersikeras meminta tambahan Rp 100.000 lagi. Karena merasa kesal, Kumalasari dan suaminya memutuskan untuk meninggalkan kusir delman tersebut.

Kumalasari berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali pada wisatawan lain yang berkunjung ke Kota Bandung. Ia menyarankan agar wisatawan lebih berhati-hati dan melakukan negosiasi harga di awal sebelum menggunakan jasa delman. Ia juga berharap agar pihak terkait dapat menertibkan praktik-praktik 'getok' harga yang dilakukan oleh oknum kusir delman, sehingga wisatawan dapat merasa aman dan nyaman saat menikmati liburan di Kota Bandung.

Terlepas dari pengalaman tidak menyenangkan tersebut, Kumalasari mengaku tidak kapok untuk kembali berlibur ke Kota Bandung. Namun, ia memastikan bahwa dirinya tidak akan lagi menggunakan jasa delman. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga baginya untuk lebih waspada dan berhati-hati saat berinteraksi dengan penyedia jasa wisata.

Kejadian yang menimpa Kumalasari ini menjadi peringatan bagi para wisatawan yang hendak menggunakan jasa delman di Kota Bandung. Penting untuk melakukan riset dan mencari informasi mengenai tarif yang wajar sebelum melakukan perjalanan. Selain itu, negosiasi harga di awal dan pembayaran di muka dapat menjadi langkah pencegahan agar terhindar dari praktik 'getok' harga yang merugikan.

Kasus ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan penertiban terhadap penyedia jasa wisata, termasuk kusir delman, oleh pihak terkait. Dengan adanya regulasi yang jelas dan pengawasan yang ketat, diharapkan praktik-praktik yang merugikan wisatawan dapat diminimalisir, sehingga citra Kota Bandung sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman dapat terus terjaga.

Kota Bandung, sebagai salah satu tujuan wisata populer di Indonesia, memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun, kejadian seperti yang dialami Kumalasari dapat mencoreng citra positif tersebut. Oleh karena itu, semua pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan wisata yang kondusif dan terhindar dari praktik-praktik yang merugikan wisatawan.

Dengan demikian, wisatawan dapat merasa aman dan nyaman saat berlibur di Kota Bandung, dan pengalaman berwisata yang menyenangkan dapat menjadi kenangan indah yang tak terlupakan. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi praktik penipuan atau 'getok' harga yang dapat merugikan wisatawan.