Ancaman Infeksi Kulit Pascabanjir di Jabodetabek: Himbauan Dokter Spesialis Kulit
Ancaman Infeksi Kulit Pascabanjir di Jabodetabek: Himbauan Dokter Spesialis Kulit
Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek pasca hujan deras pada Senin, 3 Maret 2025, menyisakan ancaman kesehatan serius bagi penduduk yang terdampak. Salah satu risiko utama yang diidentifikasi adalah peningkatan kasus infeksi kulit, demikian peringatan yang disampaikan oleh dr. I Gusti Nyoman Darmaputra Sp.KK, dokter spesialis dermatologi dan venereologi dari Universitas Udayana, Bali.
Dalam keterangannya, dr. Darmaputra menyoroti beberapa jenis infeksi kulit yang kerap muncul pascabencana banjir. Infeksi jamur, khususnya tinea pedis atau kutu air, menjadi ancaman utama karena paparan lama terhadap air yang terkontaminasi. Kontak berkelanjutan dengan air banjir yang kotor dan lembab juga meningkatkan risiko infeksi bakteri seperti impetigo dan bisul. Selain itu, dermatitis kontak, yang merupakan reaksi alergi terhadap bahan kimia atau kontaminan dalam air banjir, juga perlu diwaspadai.
Langkah Pencegahan dan Penanganan:
Untuk mencegah dan menangani infeksi kulit, dr. Darmaputra memberikan beberapa anjuran penting bagi masyarakat yang terdampak banjir:
- Membersihkan Kulit: Segera bilas dan cuci area kulit yang terpapar air banjir dengan air bersih dan sabun. Penting untuk berpindah ke tempat yang kering guna meminimalisir paparan lebih lanjut terhadap kontaminan.
- Mengatasi Iritasi: Jika muncul gejala gatal atau iritasi, oleskan krim anti-gatal atau konsumsi antihistamin oral sesuai petunjuk penggunaan. Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan sendiri hanya bersifat sementara.
- Penanganan Medis: Apabila gejala memburuk, seperti munculnya luka terbuka, bengkak, nanah, kemerahan yang meluas, atau demam, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat dan komprehensif. Penanganan yang cepat dan tepat sangat krusial untuk mencegah penyebaran infeksi dan komplikasi lebih lanjut.
- Pencegahan Infeksi Sekunder: Hindari menggaruk area kulit yang gatal untuk mencegah infeksi sekunder yang dapat memperparah kondisi. Garukan dapat menyebabkan penyebaran infeksi dan peradangan yang lebih luas.
- Perlindungan Diri: Gunakan sepatu boots dan sarung tangan saat kontak langsung dengan air banjir untuk meminimalkan paparan terhadap kontaminan.
- Kebersihan Diri dan Lingkungan: Mandilah dengan sabun antiseptik dan keringkan tubuh secara menyeluruh, terutama di area lipatan seperti sela-sela jari. Lakukan disinfeksi pada lingkungan rumah setelah banjir untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.
Dr. Darmaputra menekankan pentingnya penanganan infeksi kulit secara berkelanjutan. Infeksi jamur, misalnya, dapat menyebar dengan cepat dari sela-sela jari ke area kulit lain jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat pascabanjir.
Kesimpulannya, ancaman infeksi kulit pascabanjir merupakan masalah kesehatan publik yang serius. Dengan mengikuti anjuran pencegahan dan penanganan yang tepat, diharapkan masyarakat dapat meminimalkan risiko dan dampak kesehatan akibat paparan air banjir yang terkontaminasi.