Kericuhan di Gerai Kentang Goreng New York: Pelanggan Mengamuk Akibat Biaya Tambahan Saus

Insiden mengejutkan terjadi di sebuah gerai kentang goreng bernama Bel Fries di Manhattan, New York, pada bulan Juli 2022. Tiga orang wanita, teridentifikasi sebagai Pearl Ozoria, Chitara Plasencia, dan Tatiyanna Johnson, terlibat dalam aksi pengrusakan gerai setelah merasa tidak terima dengan biaya tambahan untuk saus. Video kejadian ini baru-baru ini viral di media sosial, memicu perdebatan tentang kebijakan biaya tambahan di restoran dan batas kesabaran konsumen.

Kejadian bermula ketika ketiga wanita tersebut memesan kentang goreng di Bel Fries. Saat mengetahui bahwa saus tambahan dikenakan biaya USD 1,75 (sekitar Rp 29.500), mereka melontarkan protes. Namun, protes verbal itu dengan cepat berubah menjadi tindakan anarkis. Ketiganya mulai mengacak-acak gerai, membuang sampah, menginjak-injak konter, dan melempar minuman ke arah meja kasir. Bahkan, salah satu dari mereka melempar botol kaca ke arah pegawai yang berada di sana.

Menurut laporan, terdapat sekitar 20 orang di lokasi kejadian saat insiden berlangsung. Namun, ironisnya, tidak ada seorang pun yang berusaha menghentikan aksi brutal tersebut. Sebagian besar justru memilih untuk merekam kejadian tersebut, sementara beberapa lainnya tampak mendukung tindakan anarkis para wanita itu. Rafael Nunez, seorang juru masak di Bel Fries, mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dapat berbuat banyak untuk menghentikan pengrusakan tersebut. Ia mengaku memiliki pisau di dapur, tetapi tidak berani menggunakannya karena pelaku adalah wanita. Akhirnya, ia hanya bisa merekam kejadian tersebut.

Aksi anarkis ketiga wanita itu tidak hanya menyebabkan kerusakan pada gerai, tetapi juga mengakibatkan seorang pegawai wanita mengalami luka. Ia terkena lemparan tablet di kepala dan harus mendapatkan beberapa jahitan. Pemilik Bel Fries, Annalee Schlossberg, sangat kecewa dengan kejadian tersebut dan menyayangkan tidak adanya tindakan dari orang-orang di sekitar untuk menghentikan para pelaku. Akibat pengrusakan tersebut, Anna mengalami kerugian diperkirakan mencapai USD 25.000 (sekitar Rp 421 juta).

Akibat perbuatan mereka, ketiga wanita tersebut menghadapi tuntutan pidana atas tindakan kekerasan dan penyerangan fisik. Insiden ini memicu diskusi tentang hak dan kewajiban konsumen, serta batasan dalam menyampaikan ketidakpuasan terhadap pelayanan atau kebijakan suatu tempat usaha. Kasus ini juga menyoroti pentingnya pengendalian diri dan menghindari tindakan anarkis yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri.

Berikut adalah poin-poin penting yang muncul dari insiden ini:

  • Biaya Tambahan: Kebijakan biaya tambahan untuk saus atau produk pelengkap lainnya di restoran menjadi sumber kekecewaan bagi sebagian konsumen.
  • Reaksi Berlebihan: Ketidakpuasan terhadap biaya tambahan memicu reaksi berlebihan dari tiga wanita yang berujung pada tindakan anarkis dan pengrusakan.
  • Tidak Ada Intervensi: Ketidakpedulian orang-orang di sekitar lokasi kejadian memungkinkan aksi pengrusakan berlanjut tanpa adanya upaya pencegahan.
  • Kerugian Materiil dan Fisik: Aksi anarkis menyebabkan kerugian materiil bagi pemilik gerai dan luka fisik bagi seorang pegawai.
  • Tuntutan Pidana: Para pelaku dihadapkan pada tuntutan pidana atas tindakan kekerasan dan penyerangan fisik.

Insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga ketertiban, menghormati hak orang lain, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang baik.