Produsen China Ungkap Fakta di Balik Label Mewah: Benarkah Tas Branded Dibuat di Negeri Tirai Bambu?
Gelombang perseteruan tarif impor antara Amerika Serikat dan China memicu keberanian sejumlah pabrikan di China untuk membuka tabir industri mode mewah. Sebuah pengakuan mengejutkan muncul dari sebuah video yang viral di platform TikTok, di mana seorang produsen mengklaim bahwa tas-tas dari merek-merek ikonis seperti Louis Vuitton hingga Gucci, ternyata diproduksi di China, bukan di Italia seperti yang selama ini dipercaya.
Klaim ini muncul di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat, dipicu oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh kedua negara. Awalnya, Presiden Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor barang-barang dari China sebesar 145 persen. China merespons dengan memberlakukan tarif balasan sebesar 125 persen untuk produk-produk Amerika. Perang tarif ini menciptakan iklim yang tidak kondusif bagi perdagangan internasional, namun di sisi lain, membuka celah bagi perusahaan-perusahaan di China untuk mengungkap praktik-praktik tersembunyi di balik industri fesyen mewah.
Akun TikTok @senbags2, yang mengaku sebagai pemasok tas dari China, menyatakan bahwa selama lebih dari tiga dekade, perusahaan mereka telah menjadi OEM (Original Equipment Manufacturer) bagi sejumlah merek mewah ternama. "Kami membuat tas-tas ini dengan presisi tinggi, namun keuntungannya dinikmati oleh pihak lain," ungkap pria dalam video tersebut. Ia menambahkan bahwa mereka bangga dengan kualitas produk, tenaga kerja terampil, dan rantai pasokan yang terintegrasi penuh.
Pria tersebut juga mengungkapkan bahwa sejumlah negara Barat pernah berupaya untuk memutuskan hubungan dengan manufaktur China. Beberapa merek bahkan mencoba untuk merelokasi pabrik mereka ke negara lain. Namun, mereka segera menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar China tidak dapat memenuhi standar kualitas dan efisiensi yang sama. "Biaya lebih tinggi, efisiensi lebih rendah, dan infrastrukturnya tidak memadai," jelasnya. "Itulah sebabnya sebagian besar merek mewah terus mengandalkan kami, meskipun mereka tidak mengungkapkannya secara terbuka. Jadi, mengapa tidak membeli langsung dari kami?"
Pengakuan ini telah memicu perdebatan di kalangan netizen mengenai transparansi label "made in". Selama ini, merek-merek mewah seringkali mempromosikan asal-usul Eropa mereka, menekankan keterampilan dan warisan budaya negara asal. Mereka juga mencantumkan bahwa pusat produksi mereka berada di Eropa Barat. Namun, dengan terungkapnya fakta bahwa tas-tas tersebut diproduksi di China, muncul pertanyaan mengenai keaslian klaim tersebut.
Berikut beberapa poin penting yang diungkap dalam video tersebut:
- Sebagian besar tas mewah diproduksi di China oleh OEM.
- Merek mewah mengandalkan manufaktur China karena kualitas dan efisiensi yang tinggi.
- Transparansi label "made in" dipertanyakan.
- Perang tarif AS-China memicu pengungkapan ini.
Terungkapnya sisi gelap industri fesyen mewah ini berpotensi mengubah persepsi konsumen terhadap merek-merek ternama. Jika klaim tersebut benar, bukan tidak mungkin bahwa permintaan akan barang-barang mewah akan menurun di masa mendatang.