Prabowo Tunjuk Prasetyo Hadi Sebagai Juru Bicara Presiden, Hasan Nasbi Tegaskan Tetap Bertugas

Presiden Prabowo Subianto menunjuk Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden, Kamis (17/4/2025).

Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa penunjukan dirinya sebagai Juru Bicara (Jubir) Presiden ini merupakan bagian dari tugas dan fungsi yang melekat pada jabatannya sebagai Mensesneg. Ia menegaskan bahwa penunjukan ini tidak memerlukan proses pelantikan khusus.

"Tidak, tidak perlu dilantik. Kita semua diharapkan dapat menjadi juru bicara, terutama dalam posisi saya sebagai Mensesneg, saya diminta untuk ikut aktif," ujar Prasetyo kepada awak media.

Prasetyo Hadi menambahkan bahwa tugas sebagai juru bicara yang diemban olehnya tidak berbeda dengan tugas yang selama ini dijalankan oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) yang dipimpin oleh Hasan Nasbi.

"Tidak ada perbedaan, semua bekerja bersama. PCO tetap berjalan. Kami diminta untuk membantu," jelas Prasetyo Hadi.

Hasan Nasbi Bantah Isu Pengunduran Diri

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi membantah kabar mengenai pengunduran dirinya dari jabatan yang ia emban. Ia menegaskan bahwa dirinya tetap menjalankan tugas seperti biasa di tengah ramainya isu tersebut.

"Saya masih bekerja di kantor seperti biasa," kata Hasan kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).

Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya juga menyampaikan hal senada. Ia bahkan mengaku baru saja selesai mengikuti rapat bersama Hasan Nasbi.

"Isu dari mana itu? Beliau masih bekerja seperti biasa. Kami baru saja selesai rapat bersama," ungkap Teddy.

Sebagai informasi, Hasan Nasbi belakangan ini menjadi sorotan publik terkait dengan gaya komunikasinya yang dinilai kurang tepat. Salah satu contohnya adalah ketika ia memberikan komentar terhadap aksi teror pengiriman kepala babi ke kantor Tempo dengan menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak saja.

Pernyataan Hasan Nasbi tersebut menuai berbagai reaksi karena ia dianggap sebagai representasi dari pernyataan Presiden Prabowo Subianto.

Prabowo Akui Kelemahan Komunikasi Pemerintah

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengakui bahwa salah satu kelemahan utama pemerintahannya dalam 150 hari pertama adalah strategi komunikasi yang kurang efektif.

Pengakuan ini disampaikan Prabowo saat menanggapi pertanyaan tentang buruknya komunikasi pemerintah dalam sebuah wawancara dengan tujuh jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Bogor, Minggu (6/4/2025).

"Benar sekali, saya akui bahwa dalam 150 hari ini, menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah," ujar Prabowo dalam wawancara yang ditayangkan di kanal YouTube Harian Kompas, Senin (7/4/2025).

Prabowo menjelaskan bahwa sejak awal masa transisi, fokus utamanya adalah bekerja dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan rakyat, terutama dalam hal pangan dan pengendalian harga.

Namun, pendekatan yang terlalu menitikberatkan pada kerja teknis menyebabkan komunikasi dengan publik menjadi kurang optimal.

"Saya tidak terlalu memperhatikan komunikasi. Jika Anda perhatikan, ke mana-mana saya pergi, tidak ada wartawan yang selalu mengikuti saya. Karena pendekatan saya saat itu adalah kerja," kata Prabowo.