Serangan Udara Israel Merenggut Nyawa Puluhan Pengungsi di Gaza
Gelombang kekerasan kembali menerjang Jalur Gaza, dengan serangan udara Israel menghantam kamp-kamp pengungsi Palestina. Peristiwa tragis ini dilaporkan telah menyebabkan sedikitnya 25 orang kehilangan nyawa, menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik yang berkepanjangan.
Menurut laporan dari juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, serangan-serangan udara Israel tersebut menargetkan area Al-Mawasi di Khan Younis pada malam hari. Bassal mengungkapkan bahwa dua rudal Israel secara langsung menghantam tenda-tenda yang menjadi tempat berlindung bagi keluarga-keluarga pengungsi. Akibatnya, sedikitnya 16 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, 23 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Tidak hanya di Al-Mawasi, serangan serupa juga terjadi di area perkemahan pengungsi lainnya. Bassal menyebutkan bahwa dua serangan tambahan telah merenggut nyawa delapan orang dan menyebabkan sejumlah lainnya terluka. Salah satu serangan menghantam kamp pengungsi di kota Beit Lahia, menewaskan tujuh orang. Sementara itu, serangan lainnya menghantam area dekat Al-Mawasi, menewaskan seorang ayah dan anaknya yang sedang berada di dalam tenda mereka.
Eskalasi konflik ini terjadi setelah Israel kembali melancarkan serangan udara dan serangan darat terhadap Jalur Gaza sejak 18 Maret. Keputusan ini mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas yang telah berlangsung selama dua bulan dan memberikan sedikit harapan akan meredanya pertempuran di wilayah tersebut.
Sebelumnya, pada Rabu (16/4) dini hari, serangan udara Israel juga menghantam area Gaza City, menewaskan 10 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Serangan lainnya menyasar area Khan Younis, menewaskan seorang anak.
Sejak dimulainya kembali serangan terhadap Jalur Gaza, pasukan Israel dilaporkan telah merebut sebagian besar wilayah tersebut. Kondisi ini memaksa ratusan ribu penduduk sipil untuk mengungsi dari area-area yang menjadi sasaran serangan intensif militer Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporannya pada Rabu (16/4) menyebutkan bahwa sekitar 500.000 warga Palestina telah mengungsi sejak berakhirnya gencatan senjata Gaza pada pertengahan Maret. Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephanie Tremblay, menyatakan bahwa mitra kemanusiaan memperkirakan bahwa sejak 18 Maret, sekitar setengah juta orang telah mengungsi atau kembali terusir.
Di tengah situasi yang semakin memburuk, pejabat-pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terus menegaskan bahwa tekanan militer adalah satu-satunya cara untuk memaksa Hamas membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan menegaskan kembali bahwa militer Israel akan terus menyerang Hamas dan infrastrukturnya di wilayah Jalur Gaza.