Harga Bawang Merah di Semarang Meroket Akibat Cuaca Buruk, Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet

Kenaikan harga bahan pokok kembali menjadi perhatian utama di Kota Semarang, Jawa Tengah. Setelah cabai, kini giliran bawang merah yang mengalami lonjakan harga signifikan di berbagai pasar tradisional. Kondisi ini semakin memberatkan masyarakat, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan.

Di Pasar Peterongan, salah satu pasar tradisional terbesar di Semarang, para pedagang mengeluhkan dampak kenaikan harga bawang merah terhadap penjualan mereka. Indah, seorang pedagang sayur, mengungkapkan bahwa harga bawang merah saat ini mencapai Rp 70.000 per kilogram. Harga ini melonjak tajam dibandingkan harga normal yang berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per kilogram.

"Kenaikan ini sangat terasa, terutama sejak awal Ramadhan," ujar Indah. Ia menambahkan bahwa kenaikan harga ini secara langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika sebelumnya ia mampu menjual hingga 15 kilogram bawang merah per hari, kini penjualannya merosot menjadi hanya sekitar 5 kilogram.

Febri, pedagang lain di Pasar Peterongan, juga merasakan dampak yang sama. Ia menjual bawang merah dengan harga Rp 60.000 per kilogram dan mengakui bahwa penjualannya sangat lesu. "Banyak pelanggan yang kaget dan protes karena harga bawang merah naik drastis," katanya.

Para pedagang menduga bahwa penyebab utama kenaikan harga bawang merah adalah faktor cuaca. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak petani bawang merah mengalami gagal panen. Akibatnya, pasokan bawang merah ke pasar menjadi berkurang, yang kemudian mendorong harga naik.

Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya rantai pasokan bahan pokok terhadap perubahan cuaca. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, seperti memberikan bantuan kepada petani yang mengalami gagal panen dan memastikan ketersediaan pasokan bawang merah di pasar dengan harga yang terjangkau.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah daerah:

  • Meningkatkan koordinasi dengan petani: Pemerintah perlu menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan para petani bawang merah untuk memantau kondisi tanaman dan mengantisipasi potensi gagal panen.
  • Memberikan bantuan teknis dan modal: Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis kepada petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan bantuan modal kepada petani untuk membeli bibit unggul dan pupuk.
  • Memperbaiki infrastruktur: Pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur jalan dan irigasi di sentra-sentra produksi bawang merah untuk memudahkan transportasi dan pengairan.
  • Menstabilkan harga: Pemerintah dapat melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga bawang merah di pasar. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan subsidi kepada pedagang untuk menjual bawang merah dengan harga yang lebih terjangkau.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan harga bawang merah di pasar dapat kembali stabil dan masyarakat tidak lagi terbebani dengan kenaikan harga bahan pokok.