Jimly Asshiddiqie Soroti Kualitas Demokrasi Indonesia yang Menurun
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie, menyampaikan pandangannya terkait kondisi demokrasi di Indonesia. Dalam sebuah acara peluncuran Jimly Awards di Aston Grogol, Jakarta Barat, ia mengungkapkan bahwa demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius meskipun memiliki kuantitas yang besar.
Menurut Jimly, Indonesia sering disebut sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia berdasarkan jumlah pemilih. Ia bahkan mengklaim bahwa Indonesia sebenarnya menduduki peringkat pertama dalam hal demokrasi elektoral, terutama dalam pemilihan presiden secara langsung. Ia mencontohkan bahwa dari lima presiden dengan jumlah pemilih terbanyak di dunia, tiga di antaranya berasal dari Indonesia, termasuk Prabowo Subianto yang meraih 97 juta suara pada Pemilu 2024.
"Nomor 1 Prabowo Subianto, dipilih terbanyak sepanjang umat manusia, 97 juta pemilih pada tahun 2024. Tidak ada presiden lebih banyak dari Prabowo," ujarnya.
Namun, Jimly mempertanyakan apakah kuantitas tersebut sejalan dengan kualitas demokrasi di Indonesia. Ia menyoroti penurunan indeks demokrasi Indonesia dari peringkat 54 pada tahun 2023 menjadi 57 pada tahun 2024. Penurunan ini mengindikasikan adanya masalah dalam kualitas demokrasi dan kualitas negara hukum di Indonesia.
Jimly menggarisbawahi bahwa meskipun Indonesia memiliki angka partisipasi pemilih yang tinggi, kualitas proses demokrasi dan penegakan hukum masih perlu ditingkatkan. Pernyataan ini menjadi sorotan penting dalam diskusi mengenai arah demokrasi Indonesia ke depan.