Reaksi Korban Pelecehan Seksual: Mengapa Diam Bukan Berarti Setuju

Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang dokter kandungan di Garut telah memicu diskusi luas di masyarakat. Video rekaman CCTV yang beredar memperlihatkan tindakan tidak pantas terhadap seorang pasien wanita saat pemeriksaan USG. Reaksi beragam muncul, terutama mengenai mengapa korban terlihat diam dan tidak memberikan perlawanan.

Respons diam atau membeku (freeze) merupakan salah satu reaksi alami tubuh saat menghadapi situasi yang mengancam, termasuk pelecehan seksual. Dr. Zulvia Oktanida Syarif, seorang psikiater, menjelaskan bahwa terdapat tiga respons utama yang mungkin muncul pada saat-saat seperti itu:

  • Melawan (Fight): Korban secara aktif mencoba membela diri, baik secara verbal maupun fisik. Respons ini muncul ketika korban merasa memiliki kekuatan atau kesempatan untuk menghadapi pelaku secara langsung.
  • Kabur (Flight): Korban berusaha melarikan diri dari situasi berbahaya secepat mungkin. Ini terjadi ketika korban merasa tidak mampu melawan, tetapi melihat adanya peluang untuk menyelamatkan diri.
  • Membeku (Freeze): Korban menjadi diam, terpaku, dan tidak bergerak. Respons ini sering disalahartikan sebagai kepasrahan, padahal sebenarnya otak sedang dalam kondisi panik dan berusaha memproses apa yang terjadi. Membeku adalah mekanisme pertahanan diri yang tidak disadari, terutama ketika korban merasa tidak memiliki kendali atau pilihan lain.

Penting untuk dipahami bahwa reaksi korban pelecehan seksual sangat kompleks dan beragam. Diam bukanlah indikasi persetujuan atau kelemahan. Respons membeku adalah respons fisiologis alami yang dapat terjadi pada siapa saja yang mengalami trauma atau ancaman. Memahami ketiga respons ini dapat membantu masyarakat untuk lebih berempati dan memberikan dukungan yang tepat kepada korban pelecehan seksual.