Rupiah Melemah, Garuda Indonesia Usulkan Pembayaran Haji Tahap Lanjut dalam Dolar AS

Kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah berdampak signifikan pada operasional PT Garuda Indonesia, terutama dalam penyelenggaraan ibadah haji. Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah menyebabkan peningkatan biaya haji sebesar Rp 1,1 juta per jemaah.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Wamildan menjelaskan bahwa perhitungan biaya haji 2025 sebelumnya menggunakan asumsi kurs dolar Rp 16.000. Namun, dengan nilai tukar yang kini mencapai Rp 16.845 per dolar AS, terjadi selisih yang cukup besar. Kenaikan ini membebani Garuda Indonesia sebagai penyedia layanan penerbangan haji.

Menyikapi situasi ini, Wamildan mengusulkan solusi alternatif untuk meringankan beban perusahaan. Ia mengusulkan agar pembayaran haji tahap 2, 3, dan 4 dilakukan dalam mata uang dolar AS. Usulan ini diajukan dengan harapan dapat menstabilkan biaya operasional Garuda Indonesia di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Terkait dengan hal itu, saat ini sudah dilakukan pembayaran Termin 1 sebesar 40 persen, dan masih ada 60 persen lagi yang akan dibayarkan di Termin 2, 3, dan 4," jelas Wamildan.

Wamildan menambahkan bahwa usulan ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian akibat perubahan kurs yang tidak terduga. Jika disetujui, skema pembayaran dalam dolar AS diharapkan dapat memberikan kepastian biaya dan membantu Garuda Indonesia dalam mengelola keuangan secara lebih efektif selama musim haji.

Berikut poin penting yang disampaikan oleh Dirut Garuda Indonesia:

  • Kenaikan kurs dolar AS menyebabkan peningkatan biaya haji Rp 1,1 juta per jemaah.
  • Garuda Indonesia mengusulkan pembayaran haji tahap 2, 3, dan 4 dalam dolar AS.
  • Usulan ini diajukan untuk meringankan beban perusahaan akibat fluktuasi nilai tukar rupiah.
  • Pembayaran tahap pertama (40%) telah dilakukan, masih ada 60% yang akan dibayarkan pada tahap berikutnya.