Kendal Gandeng Semen Gresik dalam Inisiatif Ambisius Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Pemerintah Kabupaten Kendal mengambil langkah progresif dalam menangani permasalahan sampah perkotaan melalui kerjasama strategis dengan PT Semen Gresik. Kemitraan ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Kendal, menandai komitmen bersama untuk menerapkan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai solusi pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, menyampaikan harapan besar terhadap kemitraan ini dalam mengatasi tantangan sampah yang dihadapi daerahnya. Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa pada tahun 2024, timbunan sampah mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 159.584,72 ton per tahun atau sekitar 436 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 70.010,65 ton per tahun atau 191,285 ton per hari berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Darupono, satu-satunya TPA di Kabupaten Kendal. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi overloading pada tahun 2026 jika tidak ada tindakan yang signifikan.
Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, menekankan bahwa pengelolaan sampah merupakan bagian integral dari janji kampanye yang harus direalisasikan. Beliau menjelaskan bahwa Kabupaten Kendal telah berupaya mencari solusi mandiri dalam pengelolaan sampah, dan teknologi RDF dianggap sebagai alternatif energi yang selaras dengan komitmen terhadap pengembangan energi terbarukan. Karnadi meyakini bahwa implementasi RDF secara masif akan membawa perubahan positif pada citra Kendal, menjadikannya lebih bersih dan indah, serta mendorong investasi baru di daerah tersebut. Saat ini, baru sebagian kecil sampah di Kendal yang terkelola dengan baik, sehingga diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini secara komprehensif.
Direktur PT Semen Gresik, M. Supriyadi, menyambut baik kerjasama ini sebagai langkah yang saling menguntungkan. Beliau menjelaskan bahwa Semen Gresik selama ini mengandalkan batu bara dan listrik sebagai bahan bakar utama dalam proses produksi. Mengingat keterbatasan sumber energi fosil seperti batu bara, perusahaan mencari alternatif energi terbarukan, dan RDF yang dihasilkan dari sampah menjadi solusi yang menjanjikan. Supriyadi menambahkan bahwa energi merupakan komponen penting dalam struktur biaya produksi semen, dan penggunaan RDF dapat membantu mengurangi biaya energi secara signifikan.
Semen Gresik menyatakan kesiapannya untuk menerima 200 ton RDF setiap hari dari Kabupaten Kendal. Supriyadi menegaskan bahwa perusahaannya telah menjalin kerjasama dengan beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Tengah terkait RDF, namun belum terealisasi karena berbagai kendala. Ia berharap kerjasama dengan Pemkab Kendal dapat segera berjalan lancar, mengingat kesiapan Semen Gresik untuk menampung RDF. Supriyadi juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara Semen Gresik dan Pemkab Kendal, serta komitmen bersama untuk mewujudkan Kendal yang bersih dan hijau. Realisasi RDF di Kendal diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain, dan dilakukan tanpa bergantung pada APBD.