Rupiah Tunjukkan Ketahanan di Tengah Sentimen Penghindaran Risiko Global

Pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari Kamis (17/04/2025) menunjukkan fenomena yang menarik. Di saat sentimen risk-off mendominasi pasar global, Rupiah justru menunjukkan resiliensinya. Analis dari Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyoroti bahwa anomali ini terjadi ketika mayoritas pelaku pasar cenderung menghindari aset-aset berisiko.

Kekhawatiran terhadap perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta volatilitas pasar saham secara umum, mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset-aset safe haven. Umumnya, kondisi ini akan melemahkan mata uang negara berkembang seperti Rupiah. Namun, Rupiah justru berhasil mencatatkan penguatan tipis.

Rully Nova menjelaskan bahwa penurunan indeks dolar AS di bawah level 100 menjadi salah satu faktor pendorong pergeseran investasi ke aset-aset aman seperti Yen Jepang dan Franc Swiss. Kenaikan kedua mata uang ini hampir setara dengan penurunan indeks dolar, yaitu sekitar 8 persen.

Stabilitas pasar obligasi Indonesia, yang didukung oleh dominasi investor domestik, menjadi faktor kunci penopang Rupiah. Kepemilikan investor domestik pada obligasi negara mencapai sekitar 80 persen, memberikan bantalan terhadap tekanan eksternal.

Pada penutupan perdagangan hari Kamis, Rupiah tercatat menguat 4 poin atau 0,02 persen, berada di level Rp 16.834 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 16.837 per dolar AS. Data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan, dengan kurs berada di level Rp 16.833 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 16.845 per dolar AS.

  • Faktor Pendukung Rupiah:
    • Dominasi investor domestik di pasar obligasi.
    • Penurunan indeks dolar AS.
    • Sentimen risk-off secara global yang paradoksnya tidak melemahkan Rupiah.

Secara keseluruhan, pergerakan Rupiah pada hari Kamis memberikan gambaran tentang kompleksitas dinamika pasar valuta asing. Meskipun dihadapkan pada tekanan eksternal, fundamental ekonomi yang relatif stabil dan kepercayaan investor domestik menjadi faktor penentu dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.