IPA Convex 2025: Industri Migas Global Bahas Strategi Investasi di Tengah Transisi Energi

Meskipun dunia tengah berupaya melakukan transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, bahan bakar fosil masih memegang peranan krusial dalam memenuhi kebutuhan energi global. Lebih dari 80% kebutuhan energi dunia masih bergantung pada minyak dan gas bumi. Hal ini menjadikan sektor migas tetap menjadi arena bisnis yang menjanjikan dan menarik minat investasi yang signifikan.

Menyadari pentingnya sektor ini, Indonesian Petroleum Association (IPA) akan menyelenggarakan Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025. Acara ini akan menjadi wadah bagi para pemimpin dan eksekutif perusahaan energi global untuk berdiskusi dan berbagi pandangan mengenai berbagai isu strategis, termasuk pengelolaan investasi energi, keberlanjutan, dan pengembangan portofolio energi yang adaptif terhadap perubahan zaman. IPA Convex 2025 akan berlangsung pada 20-22 Mei 2025 di ICE BSD City, Tangerang.

Ketua IPA Convex 2025, Hariadi Budiman, menjelaskan bahwa meskipun terjadi peningkatan dalam pemanfaatan sumber energi rendah karbon, lonjakan permintaan energi global tetap menjadi tantangan besar dalam upaya menekan emisi karbon. Kondisi ini menegaskan bahwa minyak dan gas bumi masih akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi dunia dalam jangka waktu mendatang.

Salah satu agenda utama dalam IPA Convex 2025 adalah sesi "Global Executive Talk" yang akan menghadirkan tokoh-tokoh kunci dari perusahaan migas terkemuka, seperti ExxonMobil, BP, Eni, Mubadala Energy, Petronas, dan Medco Energi. Para pemimpin ini akan berbagi wawasan mereka tentang:

  • Pengelolaan investasi energi global yang efektif
  • Strategi keberlanjutan yang inovatif
  • Pengembangan portofolio energi yang progresif

Menurut analisis dari Wood Mackenzie, transisi energi menuju sumber-sumber alternatif berjalan lebih lambat dari perkiraan semula. Akibatnya, permintaan terhadap minyak dan gas bumi tetap tinggi. Data menunjukkan bahwa lebih dari 85% modal pada tahun 2024 dialokasikan untuk proyek-proyek minyak dan gas, yang mengindikasikan bahwa industri ini masih melihat peluang yang menguntungkan di sektor ini. Indonesia sendiri berkontribusi sekitar 1,5-2% dari total belanja modal sektor hulu global, atau sekitar 7 miliar dollar AS pada tahun 2025. Angka ini diharapkan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya proyek-proyek yang memenuhi kriteria investasi yang menarik.

Hariadi Budiman menambahkan bahwa investor saat ini mencari sumber daya yang menawarkan biaya yang kompetitif, emisi yang rendah, risiko yang minim, dan siklus yang lebih pendek. Untuk menarik investasi semacam itu, stabilitas regulasi dan kebijakan menjadi faktor yang sangat penting. Konferensi ini juga akan membahas bagaimana strategi perusahaan migas global dapat memperkuat ketahanan energi dan meningkatkan iklim investasi di Indonesia, sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto.

IPA Convex 2025 diharapkan menjadi platform transformatif bagi para pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan pelaku industri dalam merumuskan strategi baru untuk meningkatkan investasi migas domestik. Acara ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan sektor energi Indonesia di masa depan.