WNI Tewas di Kamboja: Keluarga Ungkap Praktik Penipuan dan Penyiksaan di Perusahaan Diduga Milik WNI

Keluarga Ihwan Sahab (28), seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia di Kamboja, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait perusahaan tempat korban bekerja. Menurut keterangan keluarga, perusahaan tersebut diduga terlibat dalam praktik penipuan (scamming) dan dimiliki oleh seorang WNI.

Subiyantoro (23), adik kandung Ihwan, menyampaikan bahwa pemilik perusahaan tersebut berasal dari Manado, Sulawesi Utara. "Saya nanya, 'bosnya orang Indonesia?', 'iya, orang Indonesia'. Orang Manado, dia bilang. Bos Alam, biasanya dipanggil satu perusahaan itu Bos Alam," ujar Subiyantoro saat ditemui di kediamannya di Bekasi, Jawa Barat.

Keterangan Subiyantoro mengungkap dugaan bahwa Ihwan menjadi korban penyiksaan yang dilakukan oleh 15 orang yang merupakan bawahan dari "Bos Alam". Penyiksaan tersebut diduga dilakukan karena Ihwan tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh perusahaan. Ironisnya, salah satu pelaku penyiksaan yang juga berasal dari Indonesia, mengenali Ihwan, namun tetap melakukan tindakan keji tersebut.

"Ada yang dia kenal juga. Orang Indonesia itu yang keroyok dia, yang eksekusinya itu," jelas Subiyantoro dengan nada pilu.

Jenazah Ihwan sendiri, atas kesepakatan keluarga, akan dimakamkan di Kamboja. Keputusan ini diambil karena terkendala biaya pemulangan jenazah yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Keluarga telah meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh untuk mendokumentasikan seluruh proses pemakaman secara Islami. Hal ini dilakukan sebagai bentuk verifikasi dan kepastian bahwa jenazah yang dimakamkan adalah benar Ihwan Sahab.

"Harus ada bukti, foto, video proses pemandian, pengkafanan, shalat jenazah dan pemakaman secara komplet untuk memastikan bahwa itu jenazah kakak saya," tegas Subiyantoro.

Subiyantoro menambahkan, jika proses dokumentasi tidak dilakukan, pihak keluarga akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak KBRI.

Kabar duka mengenai meninggalnya Ihwan Sahab di Kamboja diterima keluarga pada Senin (14/4/2025) pagi. Informasi tersebut disampaikan oleh staf KBRI di Phnom Penh. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Ihwan sempat menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Kamboja sejak 28 Maret 2025.

Selama masa perawatan, Ihwan sempat melakukan panggilan video dengan adiknya dan menceritakan pengalaman pahitnya. Ia mengaku telah disiksa selama dua hari oleh 15 orang yang terdiri dari warga negara China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus. Penyiksaan tersebut dilakukan karena Ihwan dianggap tidak memenuhi target perusahaan. Sekujur tubuhnya disetrum hingga menimbulkan luka bakar berwarna hitam di berbagai bagian tubuh. Selain itu, ia juga mengalami luka lebam di kedua mata dan pendarahan otak akibat hantaman benda tumpul.

Akibat penyiksaan tersebut, Ihwan sempat pingsan dan kemudian dibuang di jalan raya tanpa mengenakan pakaian. Pihak kepolisian setempat menemukan Ihwan dalam kondisi sekarat dan segera membawanya ke rumah sakit. Setelah beberapa hari menjalani perawatan, kondisi Ihwan sempat membaik dan ia mulai bisa berkomunikasi. Namun, kondisinya kembali menurun hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Saat ini, jenazah Ihwan masih berada di rumah sakit di Kamboja. Pihak keluarga telah merelakan jenazah dimakamkan di Kamboja karena tingginya biaya pemulangan jenazah.

  • Kronologi kejadian:
    • Korban disiksa karena tidak memenuhi target perusahaan
    • Korban disiksa oleh 15 orang WNI dan WNA
    • Korban sempat dirawat di rumah sakit
    • Korban meninggal dunia dan dimakamkan di Kamboja