Otaru Andalkan Ninja untuk Edukasi Etika Wisatawan di Tengah Lonjakan Pengunjung

Kota Otaru, Hokkaido, Jepang, mengambil langkah inovatif dalam mengatasi dampak overtourism. Lonjakan jumlah wisatawan, terutama setelah Funamizaka menjadi lokasi syuting film populer Love Letter, menyebabkan berbagai masalah terkait perilaku tidak etis turis. Untuk mengatasi hal ini, kota tersebut menggunakan pendekatan unik dengan memanfaatkan citra ninja.

Komite Pelaksana Otaru Next 100, sebuah kelompok yang terdiri dari anak-anak muda dengan usia rata-rata 29 tahun, menggagas ide kreatif ini. Mereka membuat gambar kampanye yang menampilkan ninja dengan pesan-pesan yang mengingatkan wisatawan untuk menghormati properti pribadi dan menjaga ketertiban umum. Pemilihan ninja sebagai ikon kampanye bukan tanpa alasan. Menurut Take Sakaguchi dari komite, ninja adalah ikon yang menarik perhatian wisatawan asing. Selain itu, istilah shinobu dalam bahasa Jepang, yang berarti ninja, juga memiliki makna "bersabar" atau "menahan diri", yang relevan dengan tujuan kampanye untuk mendorong wisatawan bersikap lebih bijaksana.

Anggota komite bahkan rela mengenakan kostum ninja untuk sesi pemotretan yang hasilnya digunakan dalam kampanye. Salah satu pesan yang disampaikan adalah "Dilarang Masuk! Jangan masuk ke properti pribadi! Warga terganggu, de gozaru.", yang disampaikan dengan gaya yang menarik dan mudah diingat. Diharapkan, pendekatan yang menyenangkan ini dapat meningkatkan kesadaran wisatawan tanpa memberikan kesan menggurui.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membenahi kota Otaru sejak peringatan 100 tahun Kanal Otaru pada tahun 2023. Komite Pelaksana Otaru Next 100 percaya bahwa dengan saling menghormati dan menjaga etika, baik wisatawan maupun warga lokal dapat menikmati pengalaman yang positif dan berkesan di kota tersebut.

Selain kampanye visual dengan ninja, Pemerintah Kota Otaru juga telah mengerahkan petugas keamanan di daerah-daerah yang ramai dikunjungi turis, seperti Funamizaka. Petugas keamanan ini bertugas untuk mengingatkan wisatawan agar tidak melanggar aturan, seperti memasuki properti pribadi, membuang sampah sembarangan, dan menghalangi lalu lintas. Spanduk peringatan juga dipasang untuk memberikan informasi yang jelas tentang perilaku yang tidak diperbolehkan dan sanksi yang akan dikenakan.

Upaya-upaya ini menunjukkan keseriusan Kota Otaru dalam mengatasi masalah overtourism dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua pihak. Dengan kombinasi pendekatan kreatif dan penegakan aturan yang tegas, Otaru berharap dapat mempertahankan daya tariknya sebagai destinasi wisata tanpa mengorbankan kualitas hidup warganya.