Wamendiktisaintek Imbau Masyarakat Berpikir Positif Terkait Keterlibatan TNI di Perguruan Tinggi
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, angkat bicara mengenai polemik yang berkembang terkait isu keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di lingkungan kampus. Dalam pernyataannya, Fauzan menekankan pentingnya berpikiran positif dan menghindari prasangka buruk terkait kehadiran TNI di institusi pendidikan tinggi.
"Saya rasa kita tidak boleh suudzon," tegas Fauzan saat ditemui di sela-sela kunjungan kerjanya di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (17/4/2025). Menurutnya, kolaborasi dan sinergi antara perguruan tinggi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk TNI, adalah hal yang krusial. Ia berpendapat bahwa kehadiran TNI di kampus tidak perlu dipermasalahkan, asalkan memberikan kontribusi positif dan sesuai dengan kebutuhan institusi.
Fauzan lebih lanjut menjelaskan bahwa penting untuk memahami tujuan dan konteks keterlibatan TNI di lingkungan kampus. Ia menekankan bahwa TNI merupakan bagian integral dari ekosistem sosial, dan kontribusinya dalam bidang-bidang tertentu dapat memberikan nilai tambah bagi perkembangan pendidikan tinggi. Pemerintah, kata Fauzan, tidak memiliki niat untuk membungkam atau membatasi kebebasan akademik dengan adanya kerjasama ini. Ia berharap masyarakat dapat menanggapi isu ini secara bijak dan menghindari interpretasi negatif.
"Pendidikan, di manapun, harus inklusif. Jika eksklusif, akan sulit untuk berkembang," imbuhnya, menekankan pentingnya keterbukaan dan kerjasama dalam dunia pendidikan.
Isu keterlibatan TNI di kampus mencuat ke permukaan setelah penandatanganan perjanjian kerjasama antara Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana dengan Universitas Udayana (Unud). Perjanjian ini menuai berbagai reaksi penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Menanggapi hal ini, pihak Unud menyatakan akan meninjau kembali dan mempertimbangkan pembatalan perjanjian kerjasama tersebut.
Namun demikian, Pangdam IX/Udayana Mayjen Piek Budyakto menegaskan bahwa program bela negara di Unud akan tetap berjalan. Hal ini disampaikan seusai acara serah terima jabatan Pangdam IX/Udayana di Denpasar. Piek meyakini bahwa kerjasama dengan Unud akan memberikan hasil yang positif dan konstruktif. Ia menjamin bahwa komunikasi dan koordinasi antara TNI dan Unud akan terus berlanjut.
Mayjen Piek, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Pothan) Kementerian Pertahanan (Kemhan), optimis bahwa kerjasama ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa.