Tragedi di Kamboja: Pekerja Migran Asal Bekasi Diduga Tewas Akibat Penyiksaan, Sempat Wakafkan Alquran
Kabar duka menyelimuti sebuah keluarga di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ihwan Sahab, seorang pekerja migran berusia 28 tahun, dilaporkan meninggal dunia di Kamboja dalam kondisi yang memprihatinkan. Keluarga menduga kuat bahwa Ihwan menjadi korban penyiksaan selama bekerja di negeri orang.
Menurut penuturan Subiyantoro, adik kandung Ihwan, pihak keluarga menerima kabar duka tersebut dari staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh. Sebelum menghembuskan nafas terakhir pada Senin (14/4/2025), Ihwan sempat menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit setempat sejak akhir Maret lalu. Selama masa perawatan, Ihwan beberapa kali berkomunikasi melalui panggilan video dengan adiknya, Subiyantoro. Dalam percakapan tersebut, terungkap fakta yang mengerikan: Ihwan mengaku telah disiksa selama dua hari berturut-turut oleh sekelompok pekerja yang terdiri dari warga negara China dan Indonesia. Motif penyiksaan tersebut diduga karena Ihwan tidak dapat memenuhi target kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Keterangan Subiyantoro menggambarkan betapa brutalnya penyiksaan yang dialami oleh Ihwan. Sekujur tubuhnya mengalami luka-luka akibat setruman listrik, meninggalkan bekas berwarna hitam di berbagai bagian tubuh seperti badan, kaki, bokong, dan tangan. Selain itu, kedua mata Ihwan juga mengalami luka lebam yang parah. Lebih tragis lagi, kepala Ihwan menjadi sasaran pukulan benda tumpul yang menyebabkan pendarahan otak. Akibat penyiksaan yang bertubi-tubi tersebut, Ihwan akhirnya jatuh pingsan. Para pelaku kemudian tega membuang Ihwan di jalan raya dalam kondisi tidak berdaya dan tanpa mengenakan pakaian. Beruntung, pihak kepolisian setempat menemukan Ihwan dalam keadaan sekarat dan segera mengevakuasinya ke rumah sakit.
Ironisnya, di tengah kabar duka ini, terungkap pula sisiHumanis dari sosok Ihwan. Semasa hidupnya, Ihwan dikenal sebagai seorang yang dermawan dan religius. Ia bahkan sempat mewakafkan sebanyak 24 Alquran ke sebuah pondok pesantren yang berada di dekat rumahnya. Tindakan mulia ini dilakukannya saat masih bekerja di Kamboja. Menurut penuturan warga sekitar, Ihwan dikenal sebagai sosok yang baik hati dan rajin mengikuti kegiatan mengaji. Sebelum berangkat ke Kamboja, Ihwan memiliki niat yang mulia, yaitu ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan memperbaiki kondisi perekonomian keluarga. Selama bekerja di Kamboja, Ihwan kerap mengirimkan barang-barang elektronik untuk keluarganya di Indonesia.
Kasus ini menjadi sorotan dan menimbulkan keprihatinan mendalam terkait perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Pihak berwenang diharapkan dapat segera mengusut tuntas kasus ini dan membawa para pelaku penyiksaan ke pengadilan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan upaya perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
- Daftar Barang yang dibelikan Ihwan untuk keluarga:
- Ponsel untuk orang tua
- Mesin cuci untuk orang tua
- Laptop untuk adik
- Kamera untuk istri adik