Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Partai Gerindra, baru-baru ini melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh penting dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pertemuan tersebut diungkapkan Dasco sebagai bagian dari upaya menjalin dan mempererat silaturahmi antar tokoh politik.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, Dasco terlihat duduk berdampingan dengan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri. Keduanya tampak terlibat dalam perbincangan yang serius namun santai, sesekali diselingi tawa. Turut hadir pula Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini, yang juga aktif dalam diskusi tersebut. Kehadiran anggota DPR Habib Idrus Salim semakin menambah suasana keakraban dalam pertemuan tersebut.

Meskipun Dasco menyebut pertemuan ini hanya sebagai silaturahmi biasa, momentumnya cukup menarik perhatian. Pertemuan ini terjadi selang beberapa waktu setelah elite PKS, Mardani Ali Sera, melontarkan pernyataan mengenai potensi munculnya "matahari kembar" dalam pemerintahan. Pernyataan tersebut disampaikan Mardani sebagai respons terhadap kunjungan sejumlah menteri dari kabinet Presiden Prabowo Subianto ke kediaman mantan Presiden Joko Widodo di Solo pada momen Idul Fitri lalu.

Mardani menekankan bahwa silaturahmi antar tokoh politik adalah hal yang positif, namun ia mengingatkan agar jangan sampai kunjungan tersebut menimbulkan kesan adanya dua pusat kekuatan dalam pemerintahan. Ia meyakini bahwa Prabowo Subianto tidak akan merasa tersinggung dengan kunjungan para menterinya ke Jokowi, namun ia tetap menekankan pentingnya menjaga kewibawaan pemimpin tertinggi negara.

Berikut poin-poin penting dari pernyataan Mardani Ali Sera:

• Silaturahmi antar tokoh politik adalah hal yang positif.
• Kunjungan menteri ke mantan presiden jangan sampai menimbulkan kesan adanya "matahari kembar" dalam pemerintahan.
• Penting untuk menjaga kewibawaan pemimpin tertinggi negara.

Belum ada informasi lebih lanjut mengenai agenda spesifik yang dibahas dalam pertemuan antara Dasco dan petinggi PKS tersebut. Namun, mengingat dinamika politik terkini dan isu "matahari kembar" yang sedang hangat diperbincangkan, pertemuan ini menjadi sorotan dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan pengamat politik.

Pertemuan ini memunculkan berbagai pertanyaan di benak publik. Apakah pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi biasa, atau ada agenda politik yang lebih besar di balik itu? Apakah isu "matahari kembar" menjadi salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.