Misa Jumat Agung di Arcamanik Tetap Berlangsung di Tengah Protes Warga

Ibadah Misa Jumat Agung oleh umat Persatuan Gereja Amal Katolik (PGAK) Santa Odilia di Gedung Serba Guna (GSG) Arcamanik, Bandung, tetap dilaksanakan pada Kamis (17/4/2025) sore, meskipun diwarnai demonstrasi dari sekelompok warga. Aksi unjuk rasa tersebut dilakukan oleh Forum Komunikasi Warga Arcamanik Berbhineka, yang menentang penggunaan GSG Arcamanik sebagai tempat ibadah. Mereka berpendapat bahwa kegiatan ibadah menyimpang dari fungsi utama GSG sebagai fasilitas publik.

Dyah Nur Susanti, perwakilan dari PGAK Santa Odilia, menjelaskan bahwa GSG Arcamanik telah digunakan untuk kegiatan ibadah sejak tahun 1990-an. Awalnya, ibadah hanya diadakan sebulan sekali. Namun, sejak tahun 2022, frekuensi kegiatan ibadah meningkat karena adanya kebutuhan dari umat, terutama para lansia, yang mengalami kesulitan untuk pergi ke gereja paroki. Peningkatan intensitas ini dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan umat, khususnya para lansia, untuk beribadah secara rutin setiap minggu dan pada hari-hari besar keagamaan.

PGAK Santa Odilia menghormati hak warga untuk menyampaikan aspirasi mereka melalui aksi damai. Namun, mereka menyayangkan penggunaan pengeras suara selama berlangsungnya Misa, karena hal tersebut mengganggu kekhusyukan ibadah. Umat PGAK meyakini bahwa beribadah merupakan hak setiap individu. Pihaknya mengapresiasi pengamanan yang dilakukan oleh berbagai pihak selama berlangsungnya kegiatan ibadah. Dialog dengan warga sudah dilakukan, namun belum membuahkan hasil yang memuaskan bagi kedua belah pihak.

“Dialog sudah berkali-kali, kami sudah buka pintu dialog. Setelah itu sudah banyak pintu dialog dilakukan. Tetapi kami sekarang fokus ibadah dulu karena misal berdialog, jelas dulu forumnya seperti apa,” ujar Dyah.

Umat PGAK Santa Odilia berharap agar kedepannya dapat menjalankan ibadah dengan tenang tanpa adanya gangguan dan lingkungan sekitar dapat kembali kondusif. Diharapkan pula GSG dapat terus dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Umat PGAK berharap situasi dapat kembali seperti dulu, tanpa adanya aksi-aksi protes yang mengganggu ketenangan.