18 April 2025: Refleksi Jumat Agung dan Perayaan Global
Tanggal 18 April 2025 menyimpan makna penting bagi berbagai komunitas di seluruh dunia. Di Indonesia, hari itu ditandai dengan libur nasional untuk memperingati Wafat Isa Almasih, atau yang dikenal sebagai Jumat Agung bagi umat Kristiani. Namun, di balik peringatan keagamaan ini, tanggal tersebut juga menjadi momentum untuk merayakan kesadaran, warisan budaya, dan seni pertunjukan di tingkat global.
Bagi umat Kristiani, Jumat Agung adalah hari yang sakral, memperingati pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Peringatan ini merupakan bagian dari rangkaian Pekan Suci yang berpuncak pada Minggu Paskah, perayaan kebangkitan Yesus Kristus. Di berbagai negara, Jumat Agung dikenal dengan nama yang berbeda, seperti Good Friday, Great Friday, atau Holy Friday, namun esensinya tetap sama: refleksi mendalam atas iman dan pengorbanan.
Selain makna religius, 18 April juga diperingati sebagai Hari Kesadaran Autisme Dewasa. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap individu dewasa dengan autisme. Dimulai pada tahun 2009 oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi dan Disabilitas (AHEAD), fokus awalnya adalah mendukung mahasiswa dengan autisme. Namun, seiring waktu, cakupannya diperluas untuk mencakup semua orang dewasa dengan autisme, mengakui tantangan dan kebutuhan unik yang mereka hadapi dalam berbagai aspek kehidupan.
Tidak hanya itu, tanggal ini juga didedikasikan untuk Hari Internasional untuk Monumen dan Situs. Peringatan ini digagas oleh Dewan Monumen dan Situs Internasional (ICOMOS) pada tahun 1982 dan diadopsi oleh UNESCO. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dunia. Monumen dan situs bersejarah bukan hanya sekadar artefak masa lalu, tetapi juga saksi bisu peradaban yang membentuk identitas dan nilai-nilai kita saat ini. Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat semakin peduli terhadap upaya pelestarian warisan budaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Sebagai penutup, 18 April juga menjadi momen untuk merayakan seni sulap melalui Hari Pesulap Internasional. Peringatan ini didirikan oleh Asosiasi Pesulap Internasional (IJA) pada pertengahan 1980-an, bertepatan dengan hari jadi organisasi tersebut. Hari Pesulap Internasional adalah bentuk apresiasi terhadap keterampilan, kreativitas, dan dedikasi para pesulap di seluruh dunia. Seni sulap bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi budaya yang membutuhkan latihan dan ketekunan.
Dengan demikian, tanggal 18 April 2025 menawarkan kesempatan bagi kita untuk merenungkan nilai-nilai keagamaan, meningkatkan kesadaran sosial, menghargai warisan budaya, dan merayakan seni pertunjukan. Peringatan-peringatan ini menjadi pengingat bahwa dunia kita kaya akan keberagaman dan bahwa setiap aspek kehidupan memiliki makna dan nilai yang patut dihargai.