Peremajaan Kendaraan Dinas Kades Lumajang Picu Perdebatan: Gaya Hidup Mewah Jadi Sorotan?
Rencana Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk melakukan peremajaan kendaraan operasional bagi kepala desa, dari Honda Megapro menjadi Honda PCX, ternyata tidak sepenuhnya disambut baik. Pro dan kontra muncul di kalangan kepala desa itu sendiri, salah satunya dipicu oleh gaya hidup sebagian kepala desa yang dinilai mewah.
Sorotan tertuju pada dua kepala desa, yakni Suhanto, Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono, dan Samsul Arifin, Kepala Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang. Kedua desa ini berlokasi strategis, hanya sekitar 10 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Lumajang. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, seberapa urgenkah penggantian kendaraan dinas tersebut?
Berdasarkan penelusuran, kedua kepala desa tersebut diketahui memiliki rumah yang tergolong luas dengan kendaraan pribadi berupa mobil. Di kediaman Suhanto, berdiri bangunan di atas lahan seluas 3 hektar. Namun, lahan tersebut sebagian besar dimanfaatkan untuk pendopo pertemuan yang disewakan serta kawasan agrowisata yang masih dalam tahap pengembangan. Ia memiliki Suzuki Vitara keluaran tahun 90-an.
Sementara itu, Samsul Arifin memiliki rumah yang juga luas dengan dua mobil terparkir di garasinya, yakni Honda Jazz dan Mitsubishi Pajero. Kontras dengan kondisi ini, kendaraan dinas lama berupa Honda Megapro di kedua desa tersebut memiliki kondisi yang berbeda.
Motor dinas milik Suhanto secara umum masih terawat, meskipun jarang digunakan. Ia mengungkapkan bahwa kondisi jalan di wilayah perkotaan menjadi salah satu faktor yang membuat kendaraannya tetap baik. Selain itu, sebagai Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Lumajang, Suhanto lebih sering menggunakan mobil inventaris AKD untuk kegiatan dinas. Motor Megapro tersebut biasanya digunakan oleh perangkat desa lainnya.
"Karena medan di kota tidak berat, motornya masih baik. Coba bandingkan dengan desa-desa yang memiliki medan sulit, kondisinya pasti berbeda, mungkin malah sudah rusak dan tidak bisa dipakai," ujar Suhanto.
Kondisi berbeda dialami oleh Samsul Arifin. Motor dinas miliknya sudah hampir setahun tidak digunakan. Ia beralasan bahwa motor tersebut sudah tidak nyaman dikendarai karena faktor usia.
"Hampir setahun tidak kami gunakan. Kalau mesinnya masih bisa hidup, tapi untuk dikendarai sudah tidak enak," kata Samsul.
Perbedaan kondisi kendaraan dinas dan gaya hidup kepala desa ini memicu pertanyaan tentang prioritas dan urgensi penggantian kendaraan operasional. Apakah peremajaan ini benar-benar dibutuhkan, atau justru ada faktor lain yang melatarbelakangi?
Berikut poin yang menjadi sorotan:
- Luas lahan dan bangunan rumah kepala desa.
- Kepemilikan kendaraan pribadi (mobil).
- Kondisi kendaraan dinas lama.
- Pemanfaatan kendaraan dinas lama.
- Medan atau kondisi jalan di wilayah desa.
- Prioritas penggunaan kendaraan dinas.