Longsor di Bogor: Rumah Ambruk, Nenek Selamat Berkat Kasur
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor menyebabkan tanah di tepi Sungai Cipakancilan longsor, mengakibatkan sebuah rumah di Kelurahan Bondongan, Bogor Selatan, Kota Bogor ambruk. Peristiwa yang terjadi pada Kamis (17/4) sekitar pukul 06.20 WIB itu mengakibatkan dua orang terluka.
Nahas menimpa Titin (61), seorang nenek yang sempat tertimbun material longsor. Selain Titin, Fitria (13), seorang siswi SMP, juga mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut keterangan warga sekitar, rumah yang ambruk tersebut berada persis di bibir sungai. Saat kejadian, warga mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Nurohman (60), salah seorang warga yang ikut membantu proses evakuasi, mengatakan bahwa Titin berhasil selamat karena tertindih kasur. Kasur tersebut melindungi tubuhnya dari reruntuhan yang lebih berat.
"Posisi Ibu Titin ini di bawah, ketindihan kasur. Tapi, kalau nggak ketindih kasur mah, malah ketimpa puing itu. Jadi posisi Ibu Titin ini ada di bawah kasur. Alhamdulillah bisa selamat, sudah dibawa ke rumah sakit," ujar Nurohman.
Fitria, yang saat kejadian sedang bersiap untuk berangkat sekolah, juga menjadi korban dalam peristiwa ini. Ia mengalami luka di kepala dan kaki akibat terjatuh saat rumahnya ambruk.
"Yang tertimbun satu orang, yang tertimbun cuma bibi aja, yang nenek itu. Ada satu orang lagi perempuan, 13 tahun, yang lagi siap-siap mau sekolah, ikut kebawa (rumah ambruk), jatuh tapi nggak tertimbun. Cuma luka dia, luka di kepala sama kakinya itu," jelas Nurohman.
Proses evakuasi Titin berlangsung cukup lama karena warga kesulitan menemukan posisinya di antara reruntuhan. Akhirnya, mereka melihat tangan Titin yang menjulur ke atas dan segera melakukan penggalian. Proses evakuasi sempat terkendala karena rambut panjang Titin tertindih puing-puing.
"Ya lumayan agak lama juga tadi (proses evakuasi). Kan cari-cari dulu posisinya di mana. Ketahuan tuh tangannya ngangkat kan, langsung digali. Posisinya jadi kaki nekuk, badan nekuk. Nah tangannya ke atas, jadi kelihatan, langsung digali," tutur Nurohman.
"Diangkat pelan-pelan. Itu sempat susah itu diangkatnya, ternyata rambutnya kan panjang, jadi ketindihan, kegencet puing. Puing diangkat baru dibawa ke atas Ibu Titinnya," imbuhnya.
Kejadian ini menjadi pengingat akan bahaya longsor, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. Pemerintah setempat diimbau untuk segera melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.