Redupnya Pariwisata Situ Gede: Antara Infrastruktur Rusak dan Upaya Revitalisasi

Redupnya Pariwisata Situ Gede: Antara Infrastruktur Rusak dan Upaya Revitalisasi

Situ Gede, sebuah oase wisata alam yang terletak tak jauh dari pusat Kota Tasikmalaya, kini menghadapi tantangan serius. Daya tariknya kian memudar, tercermin dari penurunan drastis jumlah kunjungan wisatawan yang berdampak langsung pada pendapatan daerah. Kondisi ini memicu keprihatinan berbagai pihak, mulai dari pedagang lokal hingga pemerintah daerah, yang berupaya mencari solusi untuk menghidupkan kembali pesona danau alami ini.

Salah seorang pedagang di sekitar Situ Gede, Cucu (44), mengungkapkan kekecewaannya atas sepinya pengunjung, bahkan saat momen libur Lebaran. Ia menyoroti bahwa pembangunan gazebo beberapa tahun lalu, yang diharapkan menjadi daya tarik utama, ternyata tidak memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang. Kondisi ini diperparah dengan infrastruktur yang rusak dan minimnya fasilitas pendukung, membuat wisatawan enggan untuk kembali berkunjung. Cucu berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dan melakukan penataan ulang secara komprehensif, termasuk perbaikan akses jalan dan peningkatan fasilitas.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Deddy Mulyana, mengakui permasalahan yang dihadapi Situ Gede. Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab penurunan kunjungan adalah kurangnya daya tarik dan kondisi fasilitas yang memprihatinkan. Kerusakan jogging track, yang seharusnya menjadi ikon bagi warga Kota Tasikmalaya untuk berolahraga sambil menikmati keindahan alam, menjadi salah satu contoh nyata. Deddy menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagai pemilik aset mayoritas kawasan Situ Gede, untuk melakukan penataan kembali. Saat ini, Pemprov Jabar tengah melakukan perbaikan sarana dan prasarana berdasarkan dokumen perencanaan (DED) yang telah disiapkan. Selain itu, Pemkot Tasikmalaya juga berupaya mengalokasikan anggaran khusus untuk melengkapi penataan di kawasan yang menjadi kewenangannya.

Meski menghadapi tantangan yang berat, Deddy tetap optimis bahwa Situ Gede memiliki potensi yang belum tergali secara optimal. Ia bertekad untuk terus berupaya meningkatkan daya tarik wisata, salah satunya dengan menempatkan kentungan besar berbentuk ikan, yang terinspirasi dari legenda mitos Si Kohkol, ikan raksasa yang konon menghuni danau tersebut. Selain itu, pemerintah juga membuka peluang bagi investor swasta yang tertarik untuk membangun resort di kawasan tersebut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan fasilitas akomodasi dan menarik lebih banyak wisatawan.

Sayangnya, aksesibilitas menuju Situ Gede masih menjadi kendala. Lokasi wisata yang relatif dekat dari pusat Kota Tasikmalaya ini belum terjangkau oleh angkutan umum. Wisatawan yang menggunakan transportasi umum harus melanjutkan perjalanan dengan ojek dari pinggir jalan raya. Meskipun demikian, harga tiket masuk ke kawasan wisata Situ Gede masih tergolong terjangkau, yaitu Rp 5 ribu per orang.

Daftar Masalah Utama

  • Infrastruktur yang rusak
  • Minimnya daya tarik wisata
  • Kurangnya fasilitas pendukung
  • Aksesibilitas yang terbatas

Upaya Revitalisasi

  • Koordinasi dengan Pemprov Jabar untuk penataan kembali
  • Pengajuan anggaran khusus dari Pemkot Tasikmalaya
  • Penempatan kentungan besar berbentuk ikan sebagai daya tarik baru
  • Fasilitasi investor swasta untuk membangun resort

Data Pendukung

  • Luas Situ Gede: 48 hektar
  • Jarak dari pusat Kota Tasikmalaya: kurang dari 15 menit berkendara
  • Harga tiket masuk: Rp 5 ribu per orang
  • Target retribusi tahun 2024: Tercapai sekitar Rp 100 juta