DPR Desak Investigasi Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus OCI, Taman Safari Diminta Transparan

Kasus dugaan eksploitasi yang dialami oleh mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) terus bergulir. Anggota Komisi III DPR, Abdullah, mendesak pihak kepolisian untuk melakukan investigasi mendalam terkait kasus ini. Ia menekankan pentingnya pengusutan yang tuntas dan transparan, dimulai dengan pemeriksaan terhadap Taman Safari Indonesia, tempat para mantan pemain sirkus tersebut pernah tampil.

"Polisi harus membongkar kasus ini secara terang-benderang. Proses penyelidikan harus dilakukan secara profesional dan transparan," tegas Abdullah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/4/2025).

Abdullah menyatakan keprihatinannya atas pengaduan yang disampaikan oleh para mantan pemain sirkus OCI ke Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). Beberapa dari mereka mengaku mengalami perlakuan tidak manusiawi, seperti dirantai, dipaksa mengonsumsi kotoran gajah, dan dipaksa bekerja dalam kondisi hamil. Abdullah menekankan bahwa tindakan-tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum yang tidak dapat ditoleransi.

"Kejahatan itu tidak boleh dibiarkan. Jangan ada eksploitasi dan kekerasan terhadap para pekerja. Itu jelas melanggar hukum," tegasnya.

Ia juga meminta agar pihak-pihak yang terbukti melakukan kekerasan dan eksploitasi harus dijerat dengan pidana dan dijatuhi hukuman yang setimpal. Abdullah menekankan pentingnya keterbukaan dari pihak Taman Safari Indonesia agar kasus ini dapat terungkap secara jelas. Ia menyoroti bahwa dugaan kekerasan tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun, sehingga tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

Sementara itu, Bareskrim Polri berencana untuk membahas kasus ini dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak (Dittipid PPA-PPO) Brigjen Nurul Azizah mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Kementerian PPPA dijadwalkan pada pekan depan. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan polisi yang diterima terkait dugaan eksploitasi tersebut.

Di sisi lain, Founder OCI sekaligus Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, membantah keras tudingan adanya praktik eksploitasi dan perbudakan terhadap para pemain sirkus OCI. Ia mengakui bahwa proses latihan di sirkus memang membutuhkan kedisiplinan tinggi yang terkadang melibatkan tindakan tegas, namun ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan hal yang wajar dalam dunia olahraga dan bukanlah bentuk kekerasan yang disengaja.

"Betul, pendisiplinan itu kan dalam pelatihan ya, pasti ada. Saya harus akui. Cuma kalau sampai dipukul pakai besi, itu nggak mungkin," ujar Tony dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Tony juga menepis tudingan soal penyiksaan yang dialami mantan pemain sirkus OCI. Menurutnya, tudingan tersebut merupakan upaya untuk menciptakan sensasi dan menarik simpati publik.

"Kalau dibilang penyiksaan, ya itu membuat sensasi saja. Supaya orang yang dengar jadi kaget, serius gitu ya. Kalau benar-benar seperti itu, ya tidak masuk akal," ujarnya.

Berikut adalah poin-poin penting dalam berita ini:

  • Anggota Komisi III DPR mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus dugaan eksploitasi mantan pemain sirkus OCI.
  • Polisi diminta untuk memeriksa Taman Safari Indonesia.
  • Mantan pemain sirkus OCI mengaku mengalami perlakuan tidak manusiawi.
  • Bareskrim Polri akan membahas kasus ini dengan Kementerian PPPA.
  • Founder OCI membantah tudingan eksploitasi dan perbudakan.