Hotman Paris Bantah Tuduhan Pelecehan, Sebut Razman Nasution Didorong Dendam Pribadi
Hotman Paris Bantah Tuduhan Pelecehan, Sebut Razman Nasution Didorong Dendam Pribadi
Pengacara kondang Hotman Paris memberikan bantahan tegas atas tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan kepadanya oleh mantan asistennya, Iqlima Kim, dalam persidangan kasus dugaan pencemaran nama baik yang melibatkan Razman Nasution di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (6/3/2025). Kesaksian Hotman sebagai saksi korban dalam kasus tersebut turut memunculkan dinamika baru dalam perseteruan yang telah berlangsung cukup lama ini. Sidang yang sempat ditunda dua kali karena alasan kesehatan Hotman, akhirnya menghadirkan klarifikasi langsung dari sang pengacara terkait tudingan pelecehan yang dihembuskan Razman Nasution.
Hotman dengan tegas membantah seluruh tuduhan tersebut. Ia menjelaskan bahwa hubungannya dengan Iqlima Kim, setelah tanggal 20 Februari 2024, berjalan baik. Bahkan, Hotman mengungkapkan sering melibatkan Iqlima Kim sebagai figuran dalam program televisinya, dan mengakui adanya kontak fisik berupa pelukan, yang diklaim sebagai hal yang lumrah dalam konteks hubungan profesional yang telah terjalin. Lebih lanjut, Hotman mempresentasikan bukti berupa foto-foto seksi yang dikirimkan Iqlima Kim kepadanya pada tanggal 10 Maret, 21 Maret, dan Juni 2024, sebagai bukti kontradiksi atas tuduhan pelecehan seksual.
Namun, di luar bukti-bukti yang diajukan, Hotman menuding Razman Nasution didorong oleh dendam pribadi. Ia mengaitkan hal ini dengan pemecatan Razman oleh Dokter Richard Lee, yang diduga dipengaruhi oleh Hotman. Razman, menurut Hotman, merasa Hotman telah merebut kliennya dan menyimpan rasa dendam yang mendalam atas kejadian tersebut. Hotman bahkan menuduh Razman telah memaksa Iqlima Kim untuk memberikan kesaksian palsu, bahkan terus menerornya dengan iming-iming pekerjaan agar mau mengikuti skenario yang telah dirancang.
"Iqlima Kim sendiri mengaku tak pernah merasa dilecehkan oleh saya," tegas Hotman. Ia menekankan bahwa apabila ada kedekatan dengan Iqlima Kim, itu bukan pelecehan, melainkan hubungan yang didasari kesepakatan dan kesukaan bersama. Pernyataan Hotman ini semakin memperkuat argumennya bahwa tuduhan pelecehan yang dilontarkan Razman tidak berdasar dan hanya merupakan upaya balas dendam.
Sementara itu, Razman Nasution tetap pada pendiriannya dan berencana melaporkan Hotman Paris atas tuduhan memberikan keterangan palsu di bawah sumpah. Razman merasa keterangan Hotman yang kerap menjawab “lupa” ketika ditanya mengenai dugaan pelecehan di berbagai lokasi, seperti mobil, apartemen, dan klub malam, tidak sesuai dengan fakta yang ada. Konflik ini pun diperkirakan akan berlanjut ke ranah hukum, dengan kemungkinan munculnya proses hukum baru yang diajukan oleh Razman Nasution terhadap Hotman Paris.
Perseteruan ini menyoroti kompleksitas kasus pencemaran nama baik dan pentingnya validasi bukti dalam proses hukum. Pengungkapan berbagai bukti dan kesaksian dari berbagai pihak akan menjadi kunci dalam menentukan kebenaran di balik tuduhan pelecehan seksual dan dugaan keterangan palsu yang saling dilayangkan kedua belah pihak. Publik kini menunggu perkembangan selanjutnya dari proses hukum ini dan bagaimana pihak berwajib akan menindaklanjuti laporan dan bantahan yang telah disampaikan.