Lonjakan Harga Cabai: Gangguan Distribusi dan Cuaca Buruk Jadi Biang Keladi

Lonjakan Harga Cabai: Gangguan Distribusi dan Cuaca Buruk Jadi Biang Keladi

Harga cabai yang melambung tinggi di awal Ramadhan 1446 H telah menjadi sorotan publik. Di sejumlah pasar tradisional, seperti di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), harga cabai rawit merah bahkan menembus angka Rp 180.000 per kilogram. Seorang pedagang di Pasar Kebon Roek, Mataram, menuturkan bahwa harga beli di pasar induk mencapai Rp 175.000 per kilogram, sementara harga jual eceran mencapai Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per 1/4 kilogram. Kenaikan harga ini telah terjadi sejak sebelum bulan Ramadhan, dengan harga sebelumnya mencapai Rp 120.000 per kilogram.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah memberikan keterangan terkait penyebab lonjakan harga ini. Menteri Pertanian (Mentan) Amran mengakui adanya kendala distribusi, namun menyatakan upaya keras terus dilakukan untuk memastikan pasokan tetap terpenuhi. Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan peran cuaca buruk sebagai faktor utama yang mengganggu pasokan. Hujan deras yang terus-menerus mengakibatkan petani kesulitan memanen cabai, sehingga pasokan ke pasar menjadi terhambat. Kondisi ini mengakibatkan kelangkaan dan mendorong kenaikan harga yang signifikan.

Pemerintah juga telah menjabarkan strategi untuk menstabilkan harga cabai. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyebutkan upaya kolaborasi antar kementerian, terutama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, untuk meningkatkan pasokan cabai ke pasar tradisional, supermarket, dan pasar modern. Upaya ini diharapkan dapat segera menormalkan harga cabai dan meringankan beban masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan.

Proyeksi dari para petani cabai unggulan menunjukkan harapan akan normalisasi pasokan dalam waktu dekat. Diperkirakan pada minggu kedua atau ketiga bulan Maret 2025, pasokan cabai akan kembali normal. Namun, pemerintah tetap berkomitmen untuk memantau situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan cabai di pasaran. Pemerintah berharap dalam beberapa hari ke depan harga cabai akan mengalami penurunan, sehingga harga yang lebih terjangkau dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia, baik yang menjalankan ibadah puasa maupun yang tidak.

Berikut beberapa poin penting terkait upaya pemerintah dalam mengatasi lonjakan harga cabai:

  • Peningkatan Distribusi: Kementerian Pertanian berupaya keras untuk mengatasi kendala distribusi cabai.
  • Kolaborasi Antar Kementerian: Terdapat kerjasama antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk menstabilkan harga.
  • Pemantauan Pasar: Pemerintah terus memantau situasi pasar dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
  • Proyeksi Normalisasi: Pasokan cabai diperkirakan normal pada minggu kedua atau ketiga Maret 2025.
  • Strategi Penambahan Pasokan: Pemerintah berupaya membanjiri pasar dengan pasokan cabai untuk menekan harga.