Pangeran Bisnis India Resmikan Pusat Konservasi Satwa Langka, Menuai Pujian dan Kontroversi

Peresmian Vantara: Pusat Konservasi Satwa Langka di India Menuai Perdebatan

Anant Ambani, putra dari miliarder Mukesh Ambani, secara resmi meluncurkan Greens Zoological Rescue and Rehabilitation Centre (GZRRC), atau yang lebih dikenal dengan nama Vantara, sebuah pusat konservasi satwa liar swasta terbesar di India. Peresmian yang bertepatan dengan Hari Margasatwa Sedunia ini dihadiri oleh Perdana Menteri Narendra Modi, memicu sorotan dan perdebatan di kalangan masyarakat dan pakar konservasi.

Berlokasi di Gujarat, India barat, Vantara yang dibangun di lahan seluas 3.000 hektar ini menampung koleksi 43 spesies satwa langka dan dilindungi yang diklaim diselamatkan dari berbagai penjuru India dan dunia. Anant Ambani, yang memimpin proyek ambisius ini, menyebut Vantara sebagai fasilitas penyelamatan dan rehabilitasi satwa liar, sebuah klaim yang saat ini menjadi sorotan. Peresmian tersebut disambut meriah oleh keluarga Ambani, termasuk Mukesh Ambani, Nita Ambani, dan Radhika Merchant Ambani, dengan PM Modi turut serta dalam rangkaian acara peresmian dan interaksi langsung dengan beberapa satwa.

PM Modi terlihat aktif berinteraksi dengan beberapa anak singa, termasuk singa putih, macan tutul langka, dan karacal, bahkan memberikan mereka makanan. Hal ini diabadikan dalam unggahan di platform X dan video berdurasi tujuh menit yang memperlihatkan PM Modi bermain dengan orangutan, memberi makan anak singa putih, menepuk okapi, dan berpose bersama singa dan harimau dewasa. Dalam unggahannya, PM Modi memuji upaya Vantara dan menyebutnya sebagai contoh nyata dari etos perlindungan satwa liar.

Namun, pembangunan dan keberadaan Vantara tidak lepas dari kontroversi. Sejak sebelum peresmiannya, Vantara telah menjadi sorotan para ahli dan kelompok pecinta satwa liar. Keraguan mengenai sumber asal satwa yang dikoleksi serta kurangnya transparansi dalam pengelolaan pusat konservasi ini menjadi poin utama perdebatan. Ketidakjelasan mengenai asal-usul satwa tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai legalitas dan etika pengumpulannya. Apakah satwa-satwa ini benar-benar diselamatkan atau malah diperoleh melalui jalur yang meragukan? Ini adalah pertanyaan yang hingga kini belum terjawab secara memuaskan.

Meskipun belum dibuka untuk umum, Vantara telah menyelenggarakan tur eksklusif bagi sejumlah tokoh penting, termasuk Mark Zuckerberg dan Bill Gates, serta jurnalis dan influencer. Hal ini semakin memperkuat opini bahwa pusat konservasi tersebut lebih difokuskan pada citra dan eksklusivitas daripada misi konservasi yang sebenarnya.

Vantara sebagai pusat konservasi satwa langka di tengah kontroversi menjadi sorotan penting. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk memastikan bahwa proyek sebesar ini berjalan sesuai dengan misi pelestarian satwa langka, bukan hanya sebagai proyek prestise belaka. Penting bagi pihak pengelola Vantara untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci dan transparan mengenai sumber asal satwa, proses penyelamatan dan rehabilitasi, serta rencana pengelolaan ke depannya agar kepercayaan publik dapat dibangun kembali.

Beberapa pertanyaan penting yang perlu dijawab oleh pihak pengelola Vantara meliputi:

  • Bagaimana proses verifikasi legalitas dan asal-usul satwa yang dikoleksi?
  • Bagaimana mekanisme penyelamatan dan rehabilitasi satwa dilakukan?
  • Apakah ada rencana untuk membuka Vantara untuk publik dan bagaimana aksesibilitasnya akan diatur?
  • Bagaimana Vantara berkontribusi pada upaya konservasi satwa liar di tingkat nasional dan internasional?
  • Apa jaminan agar Vantara dikelola secara berkelanjutan dan tidak hanya sebagai proyek jangka pendek?