Pemerintah Terapkan Skema Murur untuk Seperempat Jemaah Haji Indonesia Guna Redam Kepadatan di Muzdalifah

Pemerintah Indonesia kembali mengambil langkah antisipatif untuk mengatasi potensi kepadatan di Muzdalifah selama puncak ibadah haji. Skema murur, yang memungkinkan jemaah hanya melintas Muzdalifah tanpa berhenti, akan diterapkan bagi sekitar 25% dari total jemaah haji Indonesia pada tahun ini.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Muchlis Muhammad Hanafi, mengungkapkan bahwa target peserta murur adalah seperempat dari keseluruhan jemaah haji Indonesia. Kebijakan ini diambil sebagai upaya proaktif untuk mengurangi kepadatan saat mabit (bermalam) di Muzdalifah. Prioritas utama dalam skema ini adalah jemaah lanjut usia (lansia), jemaah dengan risiko kesehatan tinggi atau kondisi sakit, serta jemaah penyandang disabilitas.

Kuota jemaah haji Indonesia untuk tahun 2025 adalah 221.000 orang, di mana 203.320 di antaranya adalah jemaah haji reguler yang difasilitasi oleh Kementerian Agama. Setelah melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1446 H, jemaah yang termasuk dalam skema murur akan langsung diangkut menggunakan bus untuk melintasi Muzdalifah.

Setelah melintasi Muzdalifah, jemaah ini akan langsung dibawa ke Mina tanpa singgah atau turun di Muzdalifah. Selain skema murur, Kementerian Agama juga menyiapkan skema tanazul untuk jemaah selama mabit di Mina. Tujuan utama dari skema ini adalah untuk mengurangi kepadatan di tenda-tenda Mina. Meskipun mengikuti skema tanazul, jemaah tetap memiliki hak atas tenda di Mina. Namun, mereka akan diinapkan di hotel-hotel yang berlokasi dekat dengan Jamarat, dan kemudian diantar kembali ke Mina untuk melaksanakan lontar jumrah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Diperkirakan sekitar 37.500 jemaah akan diikutkan dalam skema tanazul ini. Untuk kelancaran pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, delapan syarikah (perusahaan) akan terlibat dalam melayani jemaah haji Indonesia. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana hanya satu syarikah yang bertanggung jawab. Selain itu, lokasi penempatan tenda jemaah haji Indonesia selama di Arafah juga mengalami perubahan, dengan tenda-tenda yang tersebar di beberapa titik lokasi.

Berikut rincian skema yang diterapkan:

  • Skema Murur:

    • Target: 25% dari total jemaah haji Indonesia.
    • Prioritas: Jemaah lansia, risiko tinggi/sakit, disabilitas.
    • Pelaksanaan: Melintas Muzdalifah dengan bus setelah wukuf di Arafah, langsung menuju Mina.
  • Skema Tanazul:

    • Tujuan: Mengurangi kepadatan tenda di Mina.
    • Peserta: Sekitar 37.500 jemaah.
    • Pelaksanaan: Menginap di hotel dekat Jamarat, kembali ke Mina untuk lontar jumrah.
  • Penyedia Layanan:

    • Jumlah Syarikah: 8 perusahaan (meningkat dari 1 tahun lalu).
  • Lokasi Tenda di Arafah:

    • Distribusi: Tenda jemaah tersebar di beberapa titik lokasi.