Mahasiswa Keperawatan Unijaya Edukasi Penggunaan Kondom untuk Pencegahan HIV-AIDS di Jayapura
Di tengah kekhawatiran peningkatan kasus HIV-AIDS di Papua, mahasiswa Keperawatan Universitas Jayapura (Unijaya) mengambil inisiatif proaktif dengan mengadakan sosialisasi dan demonstrasi penggunaan kondom sebagai salah satu langkah pencegahan penularan HIV-AIDS. Kegiatan ini menyasar kalangan mahasiswa di Jayapura, khususnya yang tinggal di Asrama Kontrakan Mahasiswa Tambrauw.
Sosialisasi yang merupakan bagian dari Praktek Kerja Keperawatan Komunitas ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang cara penggunaan kondom yang benar dan efektif. Lulu Rahmawati, salah seorang mahasiswa Keperawatan Unijaya, memandu sesi praktik penggunaan kondom dengan memberikan penjelasan rinci dan demonstrasi visual. Ia menekankan pentingnya membuka kemasan kondom dengan hati-hati menggunakan tangan, menghindari penggunaan benda tajam seperti gigi, gunting, atau silet yang berpotensi merusak kondom.
Berikut adalah langkah-langkah penggunaan kondom yang benar sesuai dengan panduan yang diberikan:
- Buka kemasan kondom dengan hati-hati menggunakan tangan.
- Pastikan kondom tidak robek atau rusak.
- Pasang kondom pada ujung penis yang ereksi, pastikan bagian yang menggulung berada di luar.
- Gulirkan kondom hingga pangkal penis.
- Setelah berhubungan seksual, pegang pangkal kondom dan tarik penis keluar dari vagina/anus saat penis masih ereksi.
- Lepaskan kondom dengan hati-hati agar tidak ada cairan yang tumpah.
- Bungkus kondom bekas pakai dengan tisu dan buang ke tempat sampah.
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
Selain demonstrasi penggunaan kondom, Lulu juga mengingatkan pentingnya perilaku seksual yang bertanggung jawab, seperti setia pada satu pasangan dan menghindari hubungan seks bebas, sebagai upaya pencegahan HIV-AIDS yang lebih komprehensif. Ia juga menjelaskan bahwa HIV-AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh dan gejalanya seperti demam tinggi berkepanjangan, kehilangan nafsu makan, dan diare terus-menerus, biasanya muncul 3-4 bulan setelah terinfeksi.
Ricardo, mahasiswa lainnya, menambahkan informasi mengenai berbagai cara penularan HIV-AIDS, termasuk melalui jarum suntik yang tidak steril, seks bebas, penularan dari ibu hamil kepada anak dalam kandungan, dan penularan melalui ASI. Ia juga menekankan pentingnya bagi penderita HIV-AIDS untuk rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan mengonsumsi obat ARV secara teratur. Pengobatan ARV dapat membantu menekan jumlah virus dalam tubuh dan memungkinkan penderita HIV-AIDS untuk hidup sehat dan produktif seperti orang lain.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan bahwa kasus HIV-AIDS di Papua terus meningkat. Pada tahun 2024, tercatat 21.129 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 18.471 kasus. Mirisnya, sebagian besar kasus HIV-AIDS terjadi pada usia produktif, yaitu antara 14-49 tahun. Kondisi ini menjadi perhatian serius dan memotivasi mahasiswa Keperawatan Unijaya untuk mengambil langkah nyata dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Papua.