Erupsi Gunung Marapi di Jam Sahur: Dentuman Keras Guncang Permukiman Warga Sekitar
Erupsi Gunung Marapi di Jam Sahur: Dentuman Keras Guncang Permukiman Warga Sekitar
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Jumat (7 Maret 2025) pukul 02.45 WIB, mengagetkan warga di sekitar lereng gunung tersebut. Dentuman keras yang mengiringi erupsi dilaporkan membuat kaca-kaca rumah bergetar dan membangunkan warga dari tidur menjelang sahur. Fenomena ini bukan kejadian yang pertama kali, mengingat gunung berapi ini telah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak akhir tahun 2023.
Eri Putra (40), seorang warga Kecamatan X Koto, Tanah Datar, yang tinggal di dekat Gunung Marapi, menjadi saksi langsung peristiwa tersebut. Ia menuturkan, "Suara dentumannya sangat keras, sampai membangunkan saya dari tidur. Awalnya saya mengira suara apa, ternyata Gunung Marapi sedang meletus." Pengalaman serupa kemungkinan besar dialami oleh banyak warga di sekitar lokasi erupsi, mengingat intensitas suara yang cukup signifikan.
Menurut data dari Pos Pengamat Gunung Api (PGA), erupsi tercatat pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 mm dan berdurasi 2 menit 4 detik. Kolom abu vulkanik terpantau mencapai ketinggian 1.200 meter di atas puncak gunung. Meskipun kejadian ini cukup signifikan, pihak berwenang masih menetapkan status Gunung Marapi pada level Waspada, berbeda dengan periode sebelumnya dimana status Siaga pernah diberlakukan, yang mengharuskan warga untuk mengungsi.
Meskipun status masih Waspada, Eri mengungkapkan bahwa dirinya dan warga lain tetap bersiaga dan menunggu instruksi lebih lanjut dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait langkah-langkah mitigasi bencana. "Dulu saat status Siaga, kami mendapat perintah untuk mengungsi. Sekarang kita menunggu instruksi selanjutnya," jelas Eri. Hal ini menunjukkan kesiapsiagaan warga yang tinggi dalam menghadapi potensi ancaman erupsi selanjutnya.
Imbauan kepada warga sekitar untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang menjadi hal yang sangat penting. Pentingnya komunikasi yang efektif antara otoritas setempat dan masyarakat menjadi kunci utama dalam meminimalisir dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Marapi. Informasi terkini dan akurat dari BPBD maupun PGA akan menjadi panduan penting bagi warga dalam mengambil tindakan pencegahan.
Aktivitas Gunung Marapi perlu terus dipantau secara ketat oleh para ahli vulkanologi. Data pemantauan yang akurat dan analisis yang tepat akan memberikan gambaran yang jelas terkait potensi ancaman dan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya mitigasi bencana. Selain itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah keselamatan saat terjadi erupsi tetap menjadi bagian penting dari upaya kesiapsiagaan bencana.
Kesimpulan: Erupsi Gunung Marapi yang disertai dentuman keras menjelang sahur menjadi pengingat penting tentang potensi bahaya gunung berapi dan perlunya kesiapsiagaan yang berkelanjutan.