Restrukturisasi Anggaran, AS Pertimbangkan Penutupan Konsulat Jenderal di Medan

Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump tengah mengkaji ulang efisiensi anggaran yang berdampak pada keberadaan sejumlah misi diplomatik di berbagai negara. Salah satu konsekuensi dari kebijakan ini adalah potensi penutupan beberapa kedutaan besar dan konsulat jenderal AS di seluruh dunia, termasuk Konsulat Jenderal AS di Medan, Sumatera Utara.

Menurut laporan dari Reuters, Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) Gedung Putih sedang mengevaluasi rekomendasi untuk menutup setidaknya 27 misi AS, yang mayoritas berlokasi di benua Afrika dan Eropa. Dari jumlah tersebut, sepuluh di antaranya adalah kedutaan besar, sementara sisanya merupakan konsulat jenderal. Dokumen internal yang diperoleh Reuters menyebutkan sejumlah negara yang kedutaan besarnya berpotensi ditutup, antara lain:

  • Eritrea
  • Grenada
  • Lesotho
  • Republik Afrika Tengah
  • Luksemburg
  • Republik Kongo
  • Gambia
  • Sudan Selatan
  • Malta
  • Maladewa

Selain kedutaan besar, sejumlah konsulat jenderal juga masuk dalam daftar evaluasi untuk penutupan. Lebih dari selusin konsulat yang terancam tutup berlokasi di Eropa. Sementara itu, empat lainnya berlokasi di luar Eropa, yaitu:

  • Busan (Korea Selatan)
  • Durban (Afrika Selatan)
  • Medan (Indonesia)
  • Douala (Kamerun)

Selain penutupan, memo tersebut juga menyinggung strategi untuk mengkonsolidasikan misi-misi besar, seperti yang terdapat di Jepang dan Kanada. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan ukuran sejumlah konsulat di negara-negara tersebut guna mengurangi jejak operasional.

Rekomendasi tersebut turut menyoroti perlunya pengurangan skala pos AS di Mogadishu, Somalia, dan Irak, yang dalam dokumen tersebut digambarkan sebagai 'misi diplomatik termahal' yang dioperasikan oleh pemerintah AS.